0,32 CME

Pemilihan Embrio & Transfer

Pembicara: Dokter Charudutt Joshi

Direktur Medis Genes India, ART Bank

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Pemilihan embrio merupakan langkah penting dalam teknologi reproduksi berbantuan, yang bertujuan untuk mengidentifikasi embrio yang paling sehat dan paling layak untuk ditransfer. Pemilihan embrio melibatkan analisis susunan genetik dan morfologi embrio untuk meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan. Pengujian Genetik Pra-implantasi (PGT) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemilihan embrio, yang memungkinkan penyaringan kelainan genetik sebelum transfer. PGT dapat mendeteksi kelainan kromosom, kelainan gen tunggal, dan penataan ulang struktur pada embrio. Penilaian morfologi melibatkan evaluasi penampilan, jumlah sel, dan simetri embrio di bawah mikroskop.

Pencitraan selang waktu merupakan teknik yang menyediakan pemantauan berkelanjutan terhadap perkembangan embrio, yang membantu dalam keputusan seleksi yang lebih baik. Teknik penyaringan kromosom yang komprehensif, seperti array Comparative Genomic Hybridization (aCGH) dan Next-Generation Sequencing (NGS), dapat digunakan untuk PGT. Sistem pemeringkatan embrio, seperti kriteria Gardner atau Cummins, membantu embriolog memberi peringkat embrio berdasarkan kualitasnya. Embrio yang dipilih untuk transfer idealnya memiliki peluang implantasi yang tinggi dan risiko keguguran yang lebih rendah.

Ringkasan

  • Perjalanan pembentukan embrio dimulai dengan gametogenesis, yaitu pembentukan sperma dan oosit. Gamet-gamet ini menyatu, memulai embriogenesis, yaitu suatu proses yang ditandai oleh peristiwa fisik dan biokimia yang menghasilkan embrio yang berpotensi dapat ditransplantasikan. Gamet berkualitas baik sangat penting untuk embrio yang sehat. Oosit dapat dinilai berdasarkan penilaian morfologi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti perluasan sitoplasma, sel-sel kumulus, dan tampilan membran.
  • Pemeringkatan embrio berlanjut melalui berbagai tahap perkembangan. Hari ke-1 melibatkan penilaian keselarasan pronukleus. Mulai hari ke-2 dan seterusnya, faktor-faktor seperti ukuran dan keteraturan blastomer, keberadaan fragmentasi, dan laju pembelahan dianalisis. Pada hari ke-3, embrio idealnya mencapai tahap delapan sel, dan pemeringkatan berlanjut berdasarkan ukuran sel, susunan, fragmentasi, dan waktu pembelahan.
  • Pembentukan blastokista, biasanya sekitar hari ke-5, melibatkan penilaian ekspansi, status penetasan, massa sel bagian dalam, dan trofektoderm. Sistem pemeringkatan blastokista seperti AA, BB, atau CB membantu menentukan peringkat kualitas embrio, dengan 4AA dianggap sebagai yang tertinggi. Kultur hingga tahap blastokista bertujuan untuk memilih embrio dengan potensi perkembangan terbaik untuk transfer.
  • Pemilihan embrio sangat penting untuk meningkatkan angka kehamilan, keberhasilan implantasi, dan hasil kelahiran hidup. Pemilihan embrio membantu mengurangi kejadian keguguran dan kehamilan ganda. Strategi yang dilakukan meliputi transfer embrio tunggal secara berurutan, transfer embrio segar atau beku, dan protokol stimulasi minimal untuk meningkatkan kualitas oosit.
  • Metode seleksi secara umum dikategorikan menjadi teknik invasif dan non-invasif. Metode invasif, seperti biopsi badan kutub atau embrio, memungkinkan dilakukannya analisis kromosom, DNA, ekspresi gen, dan proteomik. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menyingkirkan embrio dengan kelainan genetik. Metode non-invasif berupaya mencapai tujuan yang sama tanpa membahayakan embrio.
  • Metode invasif meliputi biopsi badan kutub dan biopsi blastomer atau trofektoderm untuk skrining genetik praimplantasi (PGS) atau diagnosis (PGD). Metode ini memerlukan analisis genetik untuk menilai status genetik embrio dan memprioritaskan embrio yang secara genetik normal untuk dipindahkan.
  • Metode non-invasif meliputi pembacaan manual, proteomik, dan morfokinetik. Pembacaan manual bergantung pada pengamatan mikroskopis morfologi embrio. Proteomik menganalisis media kultur bekas untuk mengetahui metabolit dan tingkat konsumsi guna menilai kesehatan embrio. Morfokinetik melibatkan pencitraan selang waktu untuk memantau perkembangan embrio secara langsung.
  • Morfokinetik menyediakan gambar perkembangan embrio secara langsung, yang memungkinkan pengamatan waktu pembelahan dan perubahan morfologi lainnya. Metode ini memerlukan inkubator khusus yang dilengkapi dengan mikroskop dan kamera serta mengandalkan perangkat lunak dan kecerdasan buatan untuk menganalisis data.
  • Meskipun pemilihan embrio yang efektif meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan, namun tidak sepenuhnya akurat. Keterbatasannya meliputi biaya yang tinggi, kebutuhan akan personel yang memiliki keterampilan teknis, konsumsi waktu, dan ketidakmampuan untuk meningkatkan kualitas embrio. Teknik-teknik ini membantu dalam memilih embrio terbaik.

Komentar