0,12 CME

Nafas terakhir Anda: Meningkatkan kesadaran pada Hari Pneumonia Sedunia

Pembicara: Dokter MV Ramachandra

Konsultan PulmonologiRumah Sakit Kauvery.

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Pada tahun 2019, pneumonia saja telah merenggut nyawa 2,5 juta orang, termasuk 672.000 anak-anak. Krisis pneumonia sepanjang perjalanan hidup dipicu oleh pandemi COVID-19, perubahan iklim, dan konflik, yang membuat jutaan orang lainnya berisiko sakit dan meninggal. Diperkirakan 6 juta orang akan meninggal karena penyakit pernapasan pada tahun 2021, termasuk COVID-19. Namun, mereka yang sangat muda dan sangat tua adalah mereka yang paling berisiko. Anak-anak terutama berisiko di masyarakat di mana tingkat imunisasi menurun, tingkat kekurangan gizi meningkat sebagai akibat dari kekurangan pangan, dan rumah-rumah menggunakan bahan bakar yang mencemari untuk memasak dan memanaskan. Jika tindakan cepat tidak diambil untuk menjangkau anak-anak muda ini, terutama dengan oksigen dan antibiotik, UNICEF telah memperingatkan bahwa jumlah kematian anak akan meroket.

Ringkasan Mendengarkan

  • Pneumonia merupakan masalah kesehatan utama, terutama bagi anak-anak kecil dan orang dewasa yang lebih tua. Pneumonia merupakan penyebab kematian utama, yang seringkali diabaikan meskipun tingkat keparahannya. Deteksi dini dan kampanye kesadaran sangat penting untuk memerangi penyakit ini. Pembicara menyoroti pentingnya Hari Pneumonia Sedunia dalam mengatasi masalah ini.
  • Presentasi ini membaca tonggak sejarah dalam pemahaman pneumonia. Dari pengamatan awal Hippocrates hingga identifikasi bakteri oleh Edwin Klebs pada tahun 1875, dan karya Friedlander dan Albert Frankel selanjutnya, menyampaikan kontribusi kontribusi tokoh-tokoh kunci dalam sejarah kedokteran. Penemuan penisilin oleh Alexander Fleming juga merupakan titik penting.
  • Aspek teknis pneumonia yang dibahas, mendefinisikannya sebagai infeksi alveoli yang disebabkan oleh berbagai patogen. Faktor risiko meliputi usia, merokok, alkoholisme, dan status imunocompromised. Gejalanya berkisar dari demam dan batuk hingga sesak napas. Diagnosis meliputi penilaian tanda dan gejala, diikuti oleh penyelidikan dan radiologi.
  • Berbagai sistem penilaian, seperti CURB-65 dan SMART-COP, digunakan untuk menilai keparahan pneumonia dan menentukan kebutuhan rawat inap atau perawatan di ICU. Investigasi diagnostik meliputi hitung darah, analisis gas darah arteri, dan kultur dahak. Temuan radiologis, seperti konsolidasi dan cairan udara pada foto rontgen dada dan CT scan, membantu dalam diagnosis.
  • Pneumonia menyebar melalui inhalasi, aspirasi, atau rute hematogen. Berbagai jenis pneumonia, termasuk pneumonia yang didapat di masyarakat, pneumonia yang didapat di rumah sakit, dan pneumonia aspirasi, memerlukan pendekatan pengobatan yang disesuaikan. Pemilihan antibiotik bergantung pada jenis pneumonia dan adanya resistensi antibiotik.
  • Kuliah ini menekankan pentingnya langkah-langkah pengendalian infeksi di rumah sakit untuk mencegah pneumonia terkait ventilator (VAP). Langkah-langkah ini meliputi kemampuan staf, kebersihan tangan, teknik aseptik, dan peralatan dekontaminasi. Profilaksis spesifik, seperti metode sedasi yang ditingkatkan dan dekontaminasi saluran pencernaan, dapat lebih mengurangi risiko VAP.
  • Vaksinasi merupakan langkah pencegahan yang sangat penting, terutama terhadap pneumonia pneumokokus. Anak-anak dan orang dewasa yang berisiko harus menerima vaksin pneumokokus. Pembicara menyimpulkan dengan penekanan bahwa pneumonia dapat diobati, mempromosikan moto "Paru-paru Sehat untuk Semua".

Komentar