1.12 CME

Peran Pencitraan dalam Ilmu Saraf

Pembicara: Dr. Laxminadh Sivaraju

Konsultan Senior Ahli Bedah Saraf, Care Hospitals, Hyderabad

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Pencitraan memainkan peran penting dalam ilmu saraf dengan memberikan wawasan non-invasif dan terperinci mengenai struktur dan fungsi sistem saraf. Teknik seperti Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI), MRI Fungsional (fMRI), dan Tomografi Emisi Positron (PET) masing-masing memungkinkan visualisasi anatomi otak, pemetaan aktivitas saraf, dan pengamatan proses biokimia. Modalitas pencitraan ini telah merevolusi pemahaman tentang gangguan neurologis dan psikiatris dengan memungkinkan identifikasi kelainan struktural, gangguan fungsional, dan ketidakseimbangan neurokimia. Teknik pencitraan tingkat lanjut, seperti Pencitraan Tensor Difusi (DTI), semakin memudahkan studi tentang integritas materi putih dan konektivitas saraf, yang menawarkan informasi berharga tentang jalur komunikasi otak. Pencitraan juga penting dalam perencanaan pra-bedah, memandu intervensi, dan memantau perkembangan penyakit atau respons terhadap pengobatan. Secara keseluruhan, integrasi berbagai teknologi pencitraan telah memajukan penelitian dan praktik klinis dalam ilmu saraf secara signifikan, meningkatkan akurasi diagnostik, strategi terapi, dan pemahaman mendasar kita tentang fungsi dan disfungsi otak.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi Dr. Lakma berfokus pada neuroimaging fundamental, terutama fokus pada CT scan. Beliau menggarisbawahi pentingnya pemahaman orientasi gambar (kanan dan kiri), tekanan perlunya membedakan antara jaringan hiperdens, isodens, dan hipodens. Beliau menjelaskan tampilan berbagai struktur seperti tulang, lensa, dan cairan pada CT scan, memberikan dasar untuk mengenali kelainan.
  • Presentasi tersebut membahas aspek anatomi yang terlihat pada CT scan, meliputi jendela tulang dan otak. Dr. Lakma menjelaskan identifikasi tulang tengkorak, sutura, dan sinus, serta struktur otak seperti falx cerebri, lobus, fisura, dan ventrikel. Beliau menyoroti perbedaan antara kepadatan material abu-abu dan putih.
  • Presentasi tersebut membahas temuan patologis umum pada CT scan otak, terutama yang berkaitan dengan cedera kepala. Perbedaan penting antara hematoma epidural (EDH) dan hematoma subdural (SDH) dibuat, dengan fokus pada bentuk, lokasi, dan integrasi dengan fraktur. Presentasi tersebut meluas hingga membahas kontusio otak dan berbagai jenis pendarahan intraserebral spontan berdasarkan lokasinya di dalam otak.
  • Dr. Lakma memberikan wawasan tentang sindrom herniasi otak, tekanan doktrin Monro-Kellie dan struktur yang terlibat. Beliau menguraikan berbagai pola pergeseran otak, termasuk herniasi subfalksin, transtentorial, dan tonsilar. Diskusi mencakup tanda-tanda klinis dan gambaran pencitraan yang terkait dengan setiap jenis herniasi.
  • Bagian terakhir presentasi membahas contoh spesifik sindrom herniasi. Perhatian khusus diberikan pada herniasi unkus yang mempengaruhi saraf kranial ketiga, bersamaan dengan herniasi transtentorial sentral dan dampaknya pada struktur mesensefalon. Presentasi diakhiri dengan membahas herniasi tonsilar, di mana hernia serebelum tonsil melalui foramen magnum.

Komentar