0,87 CME

Mengoptimalkan Terapi Antibiotik pada Pasien Kritis

Pembicara: Dr. Ankur Gupta

Konsultan Dokter Spesialis Intensif, Kepala Gawat Darurat & Perawatan Intensif, Rumah Sakit Apollo, Indore.

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Mengoptimalkan terapi antibiotik pada pasien yang sakit kritis merupakan aspek penting dari perawatan kesehatan modern. Pasien yang sakit kritis sering kali menghadapi infeksi parah, dan pengobatan antibiotik yang tepat dapat berdampak signifikan pada hasil pengobatan mereka. Namun, karena berbagai faktor seperti perubahan farmakokinetik, interaksi obat, dan munculnya patogen yang resistan terhadap antibiotik, pemilihan rejimen antibiotik yang tepat dapat menjadi tantangan. Pengantar singkat ini membahas pentingnya menyesuaikan terapi antibiotik untuk masing-masing pasien, dengan mempertimbangkan tingkat keparahan kondisi mereka, data mikrobiologi, dan penggunaan antibiotik yang bijaksana untuk mencapai hasil yang optimal dalam kondisi sakit kritis.

Ringkasan Mendengarkan

  • Pertimbangan pertama dalam mengoptimalkan antibiotik di perawatan kritis adalah menentukan apakah pasien merupakan kasus baru atau telah menerima antibiotik di tempat lain. Sangat penting untuk mengetahui antibiotik apa yang diberikan sebelumnya dan apakah dosisnya tepat.
  • Selanjutnya, konfirmasikan adanya infeksi dan identifikasi sumbernya, seperti pneumonia, infeksi perut, atau infeksi jalur sentral. Profil mikrobiologi bervariasi tergantung pada organ yang terinfeksi, yang mempengaruhi pilihan antibiotik.
  • Saat memilih antibiotik, kemampuannya untuk menembus organ yang terinfeksi. Misalnya, daptomycin mungkin bukan pilihan terbaik untuk infeksi paru-paru karena penetrasi yang buruk.
  • Memahami farmakokinetik dan farmakodinamik (PK/PD) antibiotik sangat penting. Tentukan apakah antibiotik tersebut bergantung waktu atau bergantung konsentrasi, dan sesuaikan frekuensi dosisnya. Antibiotik yang bergantung waktu memerlukan dosis yang sering, sedangkan antibiotik yang bergantung konsentrasi mendapat manfaat dari dosis tunggal yang tinggi.
  • Dosis awal sangat penting untuk mencapai konsentrasi terapeutik dengan cepat. Gagal ginjal tidak dapat mempengaruhi dosis awal, karena kadar obat yang memadai diperlukan untuk khasiat optimal.
  • Sesuaikan dosis antibiotik berdasarkan fungsi ginjal dan hati. Pada gangguan ginjal, menentukan apakah antibiotik tersebut dapat dialisis dan menyesuaikan dosis pasca-dialisis yang sesuai. Gagal hati juga memerlukan penyesuaian dosis berdasarkan sifat PK/PD antibiotik.
  • Volume distribusi, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti hipoalbuminemia dan obesitas, mempengaruhi distribusi antibiotik dan memerlukan penyesuaian dosis. Ubah rute pemberian, beralih dari intravena ke aplikasi obat lokal untuk beberapa situasi.
  • Terakhir, tetaplah mendapat informasi tentang pola resistensi lokal untuk menyarankan pemilihan antibiotik. Secara teratur tinjau dan perbarui pilihan antibiotik berdasarkan flora lokal dan kerentanan data di ICU Anda.

Komentar