0,35 CME

Strategi Nutrisi untuk Pemakan yang Pemilih

Pembicara: Nur Al Muhammad

Ahli diet klinis di pusat medis Al Amal w Al Ataa. Barja- Lebanon

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Makan pilih-pilih terjadi ketika seorang anak memiliki sedikit pilihan makanan yang mau dan tidak mau dimakan dan sangat selektif tentang apa yang mau dan tidak mau dikonsumsi. Makan pilih-pilih, juga dikenal sebagai makan rewel atau pilih-pilih makanan, biasanya bermanifestasi sebagai anak yang menolak makanan dan menunjukkan rasa kesal atau frustrasi setiap kali makanan baru ditawarkan. Sebagian besar anak mengalami fase makan pilih-pilih, terutama saat masih balita. Mungkin tidak perlu ada intervensi apa pun karena ini sering kali merupakan aspek normal dari pertumbuhan.

Ringkasan Mendengarkan

  • Makan pilih-pilih, juga dikenal sebagai makan rewel, ditandai dengan selektivitas anak dan rentang makanan yang diterima terbatas, seringkali menyebabkan penolakan dan kekecewaan selama waktu makan. Meskipun sebagian besar anak melewati fase ini tanpa konsekuensi nutrisi atau perkembangan jangka panjang, hal ini dapat menimbulkan tantangan bagi orang tua. Penyebab penolakan makanan mungkin berasal dari rasa sakit saat mengunyah atau menelan, sensitivitas sensorik, pengalaman makanan negatif, atau perilaku mencari perhatian. Makan adalah tugas sensorik yang kompleks, dan sensitivitas dapat ditingkatkan pada anak-anak.
  • Masalah sensorik memainkan peran penting dalam makan pilih-pilih, melampaui rasa untuk mencakup penglihatan, penciuman, sentuhan, suara, dan gerakan. Refleks muntah yang meningkat, mekanisme perlindungan normal, dapat dipicu oleh tekstur atau pemandangan, menyebabkan ketidaknyamanan dan menghindari makanan. Sangat penting untuk membedakan muntah dari muntah atau aspirasi, yang menimbulkan risiko lebih serius. Sensitivitas visual dapat bermanifestasi sebagai preferensi untuk bentuk atau kemasan makanan tertentu, sementara bau dan suara dapat menyebabkan penghindaran atau ketidaknyamanan.
  • Sensitivitas taktil dapat menyebabkan batasan diet berdasarkan tekstur yang disukai. Mengatasi masalah sensorik yang berhubungan dengan gerakan yang melibatkan peningkatan aktivitas fisik sebelum makan untuk mendorong ketenangan. Sensitivitas pendengaran dapat dikurangi dengan menciptakan lingkungan yang lebih tenang, bereksperimen dengan alat makan, dan memodifikasi suara waktu makan. Keengganan terkait rasa dapat didekati melalui pengenalan bertahap, gigitan kecil, dan pemberian saus yang aman.
  • Strategi untuk mengelola makan pilih-pilih fokus pada pembagian tanggung jawab, di mana orang tua memutuskan kapan, di mana, dan makanan apa yang ditawarkan, sementara anak-anak memilih apakah akan makan dan berapa banyak. Komunikasi positif, pujian, dan suasana waktu makan yang menyenangkan sangat penting. Hindari memberi label makanan sebagai "baik" atau "buruk" atau menggunakannya sebagai hadiah, karena dapat menimbulkan asosiasi negatif. Mendorong kemandirian dan memberi anak-anak kendali atas pilihan makanan mereka juga penting.
  • Menggabungkan kesenangan dan permainan selama waktu makan, seperti menjelajahi tekstur dengan permainan makanan kering dan basah, dapat membantu anak-anak mengatasi sensitivitas sensorik. Metode "ceri di atasnya" melibatkan pengenalan makanan secara bertahap, dimulai dengan toleransi dan berkembang melalui tahap menekan, menyentuh, mengetuk, dan akhirnya makan. Secara keseluruhan, tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang positif dan bebas stres yang mendukung eksplorasi anak terhadap berbagai makanan dengan kecepatan mereka sendiri.

Komentar