0,97 CME

Kemandulan Pria: Rasa Malu yang Tak Terlihat

Pembicara: Dokter Richika Sahay

Direktur di India IVF Clinic Kepala Spesialis Fertilitas dan Dokter Bedah Ginekologi-Laparoskopi di Rumah Sakit Fortis

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Kemandulan pria, yang sering kali terabaikan, merupakan masalah yang meluas namun sering kali diabaikan yang menyebabkan tekanan emosional dan stigma sosial yang sangat besar. Keheningan seputar topik ini berasal dari tabu budaya dan kesalahpahaman, yang membuat banyak pria bergulat dengan perasaan tidak mampu dan malu. Meskipun memengaruhi sekitar setengah dari semua kasus kemandulan, diskusi seputar kesuburan pria masih sedikit, sehingga melanggengkan siklus kerahasiaan dan isolasi. Mematahkan kesunyian ini sangat penting untuk menumbuhkan pemahaman, dukungan, dan akses ke intervensi medis yang diperlukan, yang pada akhirnya memberdayakan individu dan pasangan untuk menjalani perjalanan ini dengan bermartabat dan penuh kasih sayang.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini membahas infertilitas pria, menyoroti bahwa hal tersebut mencakup persentase signifikan kasus infertilitas di seluruh dunia, dengan variasi di berbagai wilayah. Proses spermatogenesis dijelaskan secara detail, tekanan waktu yang diperlukan untuk pembentukan sperma matang dan pentingnya memahami berbagai tahapan seperti spermatogonia, spermatosit, dan spermatid untuk diagnosis melalui FNAC testis. Kontrol endokrin spermatogenesis juga dibahas, yang menguraikan peran sistem saraf pusat, hipotalamus, kelenjar pituitari, dan sel Leydig dan Sertoli dalam produksi hormon dan perkembangan sperma.
  • Penyebab infertilitas pria dipecah menjadi pre-testikular, testikular, dan post-testikular, meliputi kondisi genetik seperti sindrom Kallmann dan sindrom Klinefelter, penyakit sistemik, varikokel, dan obstruksi pada duktus ejakulasi. Metode evaluasi, sesuai dengan pedoman ASRM dan AUA, meliputi riwayat yang menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan analisis semen. Faktor gaya hidup, bahaya pekerjaan, terlibat dalam zat, dan riwayat medis dipertimbangkan, dengan diskusi tentang dampak penuaan pada kesuburan pria dan potensi hasil kesehatan yang merugikan bagi keturunan.
  • Parameter analisis semen, sesuai dengan pedoman WHO, meliputi penampilan, pencairan, viskositas, volume, pH, konsentrasi sperma, motilitas, dan morfologi. Tes lanjutan seperti penilaian sel bulat, jumlah leukosit, fragmentasi DNA sperma, dan tes antibodi anti sperma dikaji. Lebih lanjut, pengujian endokrin, evaluasi genetik (kariotipe, mikrodelesi kromosom Y, mutasi gen CFTR), dan teknik pencitraan (ultrasonografi skrotum, ultrasonografi transrektal) dijelaskan sebagai alat diagnostik.
  • Strategi manajemen meliputi pengobatan medis, pembedahan, dan teknologi reproduksi berbantu (ART). Pengobatan medis mencapai keseimbangan hormon, infeksi, disfungsi seksual, dan stres oksidatif dengan intervensi seperti hCG, inhibitor aromatase, dan antioksidan. Pilihan pengobatan mengatasi perbaikan varikokel, pembalikan vasektomi, dan obstruksi duktus ejakulasi. Pilihan ART meliputi inseminasi intrauterin (IUI), fertilisasi in vitro (IVF), injeksi sperma intrasitoplasma (ICSI), dan teknik pengambilan sperma (TESA, PESA, mikro-TESE) untuk kasus infertilitas pria yang berat. Pendekatan baru seperti PRP testis juga disebutkan.

Komentar