0,14 CME

Mengenali Bahan Tambahan Makanan Umum: Sudut Pandang Ahli Gizi

Pembicara: Deepalakshmi Sriram

M.Sc, RD, CDE Ahli Diet Terdaftar di Smile Train

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Ahli gizi berperan penting dalam mengidentifikasi bahan tambahan makanan umum dan dampak potensialnya terhadap kesehatan manusia. Bahan tambahan makanan adalah zat yang ditambahkan ke makanan selama proses atau persiapan untuk meningkatkan rasa, tampilan, tekstur, atau masa simpannya. Salah satu bahan tambahan makanan umum adalah pemanis buatan, seperti aspartam atau sukralosa, yang digunakan sebagai alternatif rendah kalori untuk gula. Ahli gizi meneliti potensi risiko kesehatan yang terkait dengan pemanis buatan, termasuk dampaknya terhadap kadar gula darah dan perkembangan gangguan metabolisme. Bahan tambahan makanan umum lainnya adalah monosodium glutamat (MSG), yang digunakan sebagai penambah rasa dalam banyak makanan olahan. Ahli gizi mempelajari efek MSG pada individu, termasuk potensi reaksi alergi dan kontribusinya terhadap epidemi obesitas. Ahli gizi juga fokus pada pewarna makanan buatan, seperti Red 40 atau Yellow 5, dan hubungannya dengan hiperaktivitas dan masalah perilaku pada anak-anak. Lemak trans, yang sering ditemukan dalam makanan olahan dan gorengan, menjadi perhatian lain bagi ahli gizi karena dampak negatifnya terhadap kesehatan jantung dan kadar kolesterol.

Ringkasan Mendengarkan

  • Bahan tambahan pangan adalah zat yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan teknologi, seperti meningkatkan masa simpan, kualitas nutrisi, atau atribut sensorik. Bahan-bahan ini tidak dikonsumsi sebagai makanan itu sendiri, dan harus aman untuk dikonsumsi berdasarkan evaluasi toksikologi, tidak termasuk kontaminasi seperti pestisida atau logam berat.
  • Bahan tambahan makanan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok seperti pewarna, pengawet, pemanis buatan, pengemulsi, enzim, dan penyedap rasa. Contohnya termasuk pengawet alami seperti garam, gula, dan cuka, serta pewarna buatan yang digunakan untuk meningkatkan penampilan produk makanan.
  • Pewarna makanan buatan, terutama pewarna sintetis, dikaitkan dengan hiperaktivitas pada anak-anak. Meskipun kontroversinya masih kontroversial, disarankan agar anak-anak menghindari makanan olahan yang pewarna makanannya tinggi.
  • Monosodium glutamat (MSG), yang biasa dikenal sebagai penyedap rasa, adalah asam amino umum yang digunakan sebagai penyedap rasa. Meskipun secara umum dianggap aman, mengonsumsi lebih dari tiga gram MSG dalam satu waktu dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala atau mati rasa. Sediakan untuk memeriksa label makanan untuk memastikan kandungan MSG di bawah 0,5 gram.
  • Sirup jagung fruktosa tinggi (HFCS), yang berasal dari pati jagung, adalah pemanis yang ditemukan dalam banyak makanan dan minuman olahan. Konsumsi fruktosa dan sukrosa yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan lemak hati dan penurunan sensitivitas insulin, meningkatkan risiko diabetes tipe dua.
  • Lemak trans, yang umum ditemukan dalam makanan cepat saji, makanan yang dipanggang, dan selai, meningkatkan Kolesterol LDL dan menurunkan Kolesterol HDL, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe dua. Penting untuk meminimalkan konsumsi lemak trans.
  • Membaca label makanan sangat penting untuk memahami komposisi produk makanan. Perhatikan ukuran saji, kalori, total lemak, kadar natrium, dan daftar bahan, yang biasanya disusun secara menurun berdasarkan kuantitas. Catatan kaki juga dapat bermanfaat.

Komentar