2,84 CME

Hiperfosfatemia pada Gagal Ginjal Kronis

Pembicara: Dr. Ramasamy Kalavathy

Kepala Departemen Gizi, EHS (Emirates Health Services) - Rumah Sakit Ibrahim Bin Hamad Obaid Allah & Rumah Sakit Geriatri Obaidallah

Masuk untuk Memulai

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini fokus pada manajemen nutrisi hiperfosfatemia pada pasien penyakit ginjal kronis (PGK), khususnya stadium 1 hingga 5. Intervensi diet bertujuan untuk mencegah dialisis dan mengelola kondisi yang terkait dengan penyakit ginjal stadium akhir. Pembicara menekankan pentingnya mengontrol lima nutrisi utama: protein, fosfor, kalium, natrium, dan cairan, yang disebut sebagai "lima nutrisi besar".
  • Asupan protein harus dibatasi pada PGK stadium 1-4 tetapi ditingkatkan menjadi 1,2-1,5 g/kg selama dialisis untuk mengkompensasi kehilangan protein. Kontrol kalium dan fosfor sangat penting untuk mencegah hiperkalemia dan hiperfosfatemia, masing-masing. Kontrol cairan sangat penting pada PGK stadion 5 untuk mengelola peningkatan berat badan interdialisis.
  • Hiperfosfatemia merupakan masalah utama, terutama sejak stadium 2 PGK. Asupan fosfor diet perlu dikendalikan, dan mempertahankan rekomendasi fosfat setiap kali makan, bahkan camilan, pada stadium 5. Pembicara menyarankan untuk menghindari pembatasan berbasis kalsium untuk mencegah hiperkalsemia. Studi menunjukkan bahwa edukasi pasien merupakan metode manajemen yang paling efektif.
  • Osteodistrofi ginjal dapat dimulai sejak stadium 2 PGK, sehingga kontrol fosfor dini sangat penting. Pembicara Merujuk pada pedoman Inisiatif Kualitas Hasil Penyakit Ginjal (KDOQI) tahun 2017 dan 2022 untuk praktik berdasarkan bukti. Rekomendasi tahun 2017 mencakup diagnosis kelainan tulang dan pengobatan gangguan tulang mineral PGK dengan target penurunan fosfat.
  • Hiperfosfatemia memiliki efek negatif seperti menurunkan kadar Vitamin D 1,25, meningkatkan FGF23, dan menstimulasi hormon paratiroid, yang menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder. Langkah-langkah umum untuk mengelola serum fosfor meliputi menghindari beban fosfor diet yang tinggi, menyediakan asupan fosfor aktual, dan menggunakan membatasi fosfat. Lanthanum karbonat dan sevelamer disebutkan sebagai pengikat fosfat yang efektif.
  • Suplementasi Vitamin D mengurangi kadar PTH, risiko infeksi, dan berpotensi memperlambat perkembangan PGK. Kontraindikasi seperti hiperkalsemia harus diperhatikan. Pendidikan dan bimbingan pasien penting, pentingnya membaca label makanan, memahami fosfor organik vs anorganik, dan berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan perawatan kesehatan. Sumber daya seperti aplikasi "My Food Coach", buku masak oleh NKF, dan lembar fakta dari yayasan ginjal disarankan.

Komentar