0,21 CME

Konstipasi Fungsional pada Pediatri

Pembicara: Dr. Vishal Parmar

Alumni- Royal College of Pediatrics & Child Health

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Anak-anak sering mengalami konstipasi fungsional (FC), yang merupakan masalah umum dengan estimasi prevalensi global 3%. Jika tidak ada penyebab organik yang mendasari konstipasi, yang terjadi pada hingga 95% anak-anak, konstipasi diklasifikasikan sebagai FC. Kondisi ini dapat terlihat pada anak-anak sehat berusia satu tahun ke atas, tetapi lebih umum terjadi pada anak-anak prasekolah. Meskipun frekuensinya bervariasi dari orang ke orang, kebanyakan orang buang air besar secara teratur. Tinja harus keluar tanpa rasa tidak nyaman atau tenaga. Konstipasi fungsional sering ditandai dengan buang air besar yang menyakitkan, tinja keras yang melewati saluran pencernaan, buang air besar yang jarang atau sulit, dan/atau rasa evakuasi stoma yang tidak tuntas. Kondisi ini sering kali tidak disebabkan oleh masalah sistemik atau cacat anatomi yang mendasarinya.

Ringkasan Mendengarkan

  • Konstipasi fungsional pada anak adalah kondisi umum namun sering kali kurang terdiagnosis, yang mempengaruhi 5-30% populasi anak. Sangat penting untuk membedakannya dari kondisi medis lain yang menunjukkan gejala serupa. Tanda-tanda peringatan, seperti konstipasi sejak lahir, kegagalan mengeluarkan mekonium, feses berbentuk pita, dan kelainan tulang belakang bawah, harus disingkirkan sebelum mendiagnosis konstipasi fungsional.
  • Konstipasi fungsional seringkali dimulai selama periode perkembangan yang signifikan: masa transisi dari ASI ke makanan padat, pelatihan toilet, mulai sekolah, atau setelah sakit virus. Peristiwa-peristiwa ini dapat menyebabkan kecemasan atau penghindaran perilaku yang berkontribusi pada konstipasi. Riwayat yang menyeluruh, termasuk konsistensi feses, frekuensi, buang air besar yang menyakitkan, pola makan, dan masalah perilaku, sangat penting.
  • Pengobatan terdiri dari dua fase: disimpaksi dan pemeliharaan. Disimpaksi melibatkan pengangkutan tinja yang terakumulasi, seringkali menggunakan polietilen glikol (PEG) dengan dosis 1-2 g/kg. Pemeliharaan fokus pada pelatihan toilet secara teratur, asupan cairan yang cukup, aktivitas fisik, dan modifikasi perilaku.
  • Pemahaman dan penerimaan orang tua terhadap diagnosis sangat penting untuk keberhasilan pengobatan. Penyedia layanan kesehatan harus memberikan nasihat kepada keluarga tentang modifikasi diet, penggunaan obat-obatan, dan sifat kronis dari kondisi tersebut. Tindak lanjut secara teratur diperlukan untuk mempertahankan kemajuan dan menyesuaikan rencana pengobatan.
  • Mengatasi konstipasi dapat menyelesaikan masalah terkait seperti nyeri perut, enuresis (kencing malam), dan masalah perilaku. Penyedia layanan kesehatan harus mendorong komunikasi terbuka, memberikan edukasi tentang konstipasi, dan mendukung modifikasi gaya hidup untuk meningkatkan hasil pengobatan.

Komentar