0,26 CME

Kanker Serviks – Skrining dan Pencegahan

Pembicara: Dr. Shibichakravarthy Kannan

Precision Oncology, Pendiri & CEO di Oncophenomics Inc., Hyderabad

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Kanker serviks sering kali dapat dicegah dengan melakukan pemeriksaan rutin dengan tes Pap dan tes human papillomavirus (HPV) untuk menemukan prakanker dan mengobatinya. Kanker serviks juga dapat dicegah dengan menerima vaksin HPV. Untuk membantu mencegah kanker serviks, vaksinasi HPV direkomendasikan untuk semua remaja sebagai bagian dari vaksin rutin mereka. Vaksinasi dapat diberikan mulai usia 9 tahun. ASCO merekomendasikan agar semua wanita menerima setidaknya 1 tes HPV, minimal, untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks seumur hidup mereka, dengan frekuensi umum antara setiap 5 hingga 10 tahun.

Ringkasan Mendengarkan

  • Kanker serviks, yang sering dikaitkan dengan infeksi HPV, tetap menjadi masalah kesehatan yang signifikan, terutama di negara-negara dengan kandungan rendah dan menengah. Meskipun infeksi HPV umum terjadi dan sering sembuh sendiri, infeksi yang menetap dengan strain patogen dapat menyebabkan kanker serviks seiring berjalannya waktu. Faktor lain seperti genetika, pengaruh lingkungan, dan bahkan mikrobioma vagina, juga berperan.
  • Angka kejadian dan kematian global untuk kanker serviks tidak proporsional tinggi di negara berkembang di Afrika, Amerika Selatan, dan beberapa bagian Asia. Sebaliknya, negara-negara Barat mengalami penurunan, sebagian karena penerapan vaksin HPV yang meluas. India, namun, menghadapi tantangan dalam mengadopsi vaksin karena stigma sosial.
  • Program skrining kanker serviks yang efektif sangat penting untuk deteksi dini dan intervensi. Tes Pap smear dan cairan sitologi tersedia untuk mendeteksi infeksi HPV dan sel abnormal, memfasilitasi perawatan lanjutan. Tes HPV point-of-care juga sedang dikembangkan, berpotensi meningkatkan aksesibilitas.
  • Tanda dan gejala awal kanker serviks meliputi keputihan yang tidak normal, pendarahan saat berhubungan seksual, dan menstruasi yang tidak teratur. Ketika kanker menyebar, gejalanya mungkin menyerupai masalah saluran kemih atau saluran pencernaan. Kolaborasi antara dokter spesialis, seperti gastroenterolog dan ginekologi, sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan yang akurat.
  • Pengobatan kanker serviks biasanya melibatkan pelayanan, terapi radiasi, dan kemoterapi. Kemajuan dalam teknik radiasi, seperti radiasi internal, meminimalkan efek samping. Terapi yang muncul, seperti konjugat obat antibodi (ADC) seperti Tisotumab vedotin, menawarkan pendekatan yang lebih terarah dengan hasil yang lebih baik. ADC yang terkonjugasi dengan ligan radio merupakan area penelitian yang sedang berlangsung dan menjanjikan.

Komentar