0,06 CME

Lokalisasi Anatomi Stroke Iskemik

Pembicara: Dokter Vasanth

DNB KEDOKTERAN DARURAT MNAMS, FICM, MBA HA

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Stroke iskemik didefinisikan sebagai hilangnya aliran darah secara tiba-tiba ke suatu bagian otak, yang diikuti oleh gangguan fungsi neurologis. Oklusi trombotik atau embolik pada arteri serebral menyebabkan stroke iskemik akut, yang terjadi lebih sering daripada stroke hemoragik. Penilaian stroke secara tradisional dibantu oleh lokalisasi klinis, di mana defisit yang muncul dikaitkan dengan lokasi arteri tertentu di otak. Meskipun penting untuk memberikan perawatan stroke berbasis bukti, keterampilan lokalisasi klinis jarang diajarkan kepada non-ahli saraf. Keterampilan tersebut memungkinkan identifikasi pasien yang cepat, diagnosis, dan, akhirnya, pemberian perawatan segera. Meskipun pencitraan saraf dan penelitian laboratorium canggih, teknologi tidak dapat menggantikan riwayat klinis dan lokalisasi anatomi berbasis pemeriksaan. Tes pencitraan standar dapat mengabaikan lesi kecuali jika difokuskan secara sempit pada bagian anatomi yang diduga terpengaruh. Memahami arsitektur sistem, fisiologi, suplai darah, dan proses penyakit yang memengaruhinya diperlukan untuk lokalisasi.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini membahas lokalisasi anatomi stroke iskemik, dengan tingkat pentingnya pemeriksaan klinis dan pencitraan untuk diagnosis yang akurat. Presentasi ini menyoroti perlunya membedakan lesi korteks, corona radiata, kapsula interna, dan batang otak berdasarkan temuan klinis seperti sensasi korteks dan fungsi saraf kranial.
  • Penyaji menggunakan skenario kasus seorang pria berusia 70 tahun dengan kelemahan sisi kanan untuk menggambarkan proses lokalisasi anatomi. Mereka menjelaskan bagaimana cara menyingkirkan lokasi yang berbeda berdasarkan apakah sensasi korteks utuh, adanya kelumpuhan saraf kranial, dan pola kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah. Kasus tersebut menyimpulkan bahwa kemungkinan terjadi infark di kapsula interna kiri, mungkin karena trombosis.
  • Kuliah ini membahas suplai arteri otak, dengan fokus pada arteri serebri anterior dan media. Penjelasan mengenai signifikansi segmen A1 dan A2 dari arteri serebri anterior, menyoroti bahwa penyumbatan segmen A1 yang dilindungi dapat asimtomatik karena aliran kolateral. Penyumbatan segmen A2 menyebabkan kelemahan kelemahan bawah dan disfungsi lobus frontal karena suplai darah ke permukaan serebrum medial.
  • Dijelaskan bahwa penyumbatan Arteri Heubner dapat berdampak pada area kapsula interna yang terkait dengan kontrol wajah dan ekstremitas atas. Skenario spesifik termasuk kombinasi penyumbatan arteri A2 dan Heubner, yang menghasilkan pola hemiparesis yang berbeda. Ketiadaan kongenital segmen A1 di satu sisi dibahas, dan konsekuensi penyumbatan di sisi lain dijelaskan secara rinci.
  • Penyaji juga mengukur cabang M1 dan M2 (superior dan inferior) dari Arteri Serebri Media, menjelaskan efek dari berbagai penyumbatan di wilayah tersebut. Penyumbatan M1 memiliki penetrasi yang memiliki kekuatan pada kapsula interna. Cabang inferior memiliki implikasi Wernicke pada bahasa dan jangkauan pandang superior.
  • Stroke sirkulasi posterior yang melibatkan arteri vertebralis dan basilaris juga dijelaskan. Kerusakan pada cabang talamogenikulat dapat berdampak pada sensasi dan lapang pandang. Dampak pada otak tengah dan area atas dapat mempengaruhi fungsi saraf kranial yang juga mempengaruhi penggunaan otot. Pembicara kemudian membahas masalah stroke pontin dan meduler untuk menjelaskan gejala mana yang dapat terlokalisasi.
  • Presentasi ini menyoroti perbedaan penting antara sindrom meduler medial dan lateral. Sindrom meduler medial dapat menyebabkan hemiparesis, sedangkan sindrom meduler lateral mungkin tidak menunjukkan kelemahan anggota gerak. Sindrom meduler lateral sebaliknya bermanifestasi dengan vertigo, sindrom Horner, defisit saraf kranial (ke-9 dan ke-10), dan kehilangan sensasi nyeri/suhu. Temuan halus seperti cegukan persisten dapat menunjukkan perlunya pemeriksaan saraf yang terperinci.

Komentar