0,25 CME

Artritis Reumatoid “Tangan Sial”

Pembicara: Dr. Ahmad Abogamal

Konsultan Rheumatologist & Profesor Penyakit Sendi, Rumah Sakit Gargash, DXB

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Artritis reumatoid (RA) adalah penyakit autoimun kronis yang terutama menyerang sendi, yang sering kali menyebabkan peradangan, nyeri, dan kerusakan sendi progresif. Istilah "Tangan Sial" dapat digunakan secara metaforis untuk menggambarkan dampak buruk RA pada tangan, yang umumnya terkena kondisi ini.

RA terjadi ketika sistem imun secara keliru menyerang sinovium, lapisan membran yang mengelilingi sendi. Respons imun ini mengakibatkan peradangan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan sendi dan kelainan bentuk. Penyebab pasti RA belum sepenuhnya dipahami, tetapi kombinasi faktor genetik dan lingkungan diduga berperan.

Ringkasan

  • Ceramah ini berpusat pada Artritis Reumatoid (RA), yang secara jenaka disebut sebagai "Romaltoy Dars-Farters," yang menekankan tantangan dalam diagnosis dan penanganan meskipun ada kemajuan dalam memahami patogenesis penyakit ini. RA digambarkan sebagai sindrom rematik umum yang memengaruhi sebagian besar populasi, ditandai dengan peradangan yang didorong oleh konduksi sitokin yang menyebabkan kerusakan tulang rawan dan tulang, yang pada akhirnya menyebabkan kelainan bentuk dan ketidakmampuan fungsional.
  • Pembicara menyoroti tantangan diagnostik termasuk pola presentasi yang bervariasi, keterbatasan uji faktor reumatoid dan antibodi anti-CCP, serta keterlambatan munculnya erosi pada sinar-X konvensional. Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis dan pengobatan, yang berujung pada hasil yang lebih buruk bagi pasien.
  • Kemajuan dalam teknik pencitraan, seperti USG dan MRI, menawarkan sensitivitas yang lebih baik dalam mendeteksi erosi dan peradangan dini dibandingkan dengan sinar-X tradisional. Alat-alat ini khususnya berguna dalam mendiagnosis RA seronegatif, yang tidak memiliki penanda tradisional. Penerapan kriteria ACR/EULAR yang diperbarui pada tahun 2010 menekankan diagnosis dan pengobatan dini untuk mencegah kerusakan sendi yang tidak dapat dipulihkan.
  • Strategi "treat-to-target", yang bertujuan untuk remisi penyakit, telah merevolusi manajemen RA. Pendekatan ini melibatkan pemantauan dan penyesuaian rutin terhadap rencana perawatan untuk mencapai target tertentu. Penelitian telah menunjukkan keunggulan strategi ini dibandingkan pendekatan tradisional dalam mencapai remisi klinis, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah kerusakan struktural.
  • Untuk mendapatkan tangan yang beruntung, diperlukan pemeriksaan dan evaluasi yang lebih cermat terhadap pasien yang mengalami nyeri sendi. Rekomendasinya adalah mencari nyeri sendi yang terus-menerus, kekakuan di pagi hari, dan pembengkakan, bahkan jika responsif terhadap NSAID, di samping memeriksa riwayat keluarga. Dokter harus proaktif dalam menggunakan pencitraan canggih dan secara agresif merawat pasien untuk mencapai remisi dan mencegah kecacatan jangka panjang.

Komentar