0,34 CME

Emboli paru

Pembicara: Dr. Prashant Saxena

Alumni- Rumah Sakit Liverpool

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah atau zat lain mengalir melalui aliran darah dan tersangkut di arteri paru, yang memasok darah ke paru-paru. Penyebab paling umum adalah trombosis vena dalam (DVT), suatu kondisi di mana gumpalan darah terbentuk di vena kaki atau bagian tubuh lainnya dan mengalir ke paru-paru. Gejalanya dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi gumpalan, tetapi mungkin termasuk nyeri dada, sesak napas, batuk, dan detak jantung cepat. Faktor risikonya termasuk imobilitas, pembedahan atau trauma, kehamilan, kanker, obesitas, merokok, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti pil KB atau terapi penggantian hormon. Tes diagnostik dapat mencakup rontgen dada, CT scan, USG, atau tes darah. Pengobatan PE biasanya melibatkan obat antikoagulan untuk mencegah pembentukan gumpalan lebih lanjut dan mungkin obat trombolitik untuk melarutkan gumpalan yang ada. Dalam beberapa kasus, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk menghilangkan gumpalan atau memperbaiki kerusakan pada paru-paru. Pencegahan Emboli paru melibatkan tindakan seperti menjaga berat badan yang sehat, tetap aktif secara fisik, berhenti merokok, dan mengonsumsi obat antikoagulan sesuai resep.

Ringkasan

  • **Presentasi dan Penilaian Awal Pasien:**
  • Seorang pria berusia 62 tahun dengan hipertensi datang dengan sesak napas, batuk dengan dahak bercampur darah, dan nyeri pada tungkai. Penilaian awal menunjukkan tekanan darah rendah, takikardia, takipnea, dan saturasi oksigen rendah. Rontgen dada awal tidak menunjukkan kelainan, tetapi emboli paru (PE) dianggap sebagai diagnosis banding.
  • **Stabilitas Hemodinamik dan Stratifikasi Risiko:**
  • Langkah awal yang penting adalah menilai apakah pasien stabil secara hemodinamik atau tidak stabil. Ketidakstabilan hemodinamik pada PE dapat menyebabkan syok obstruktif dan kematian. Skor Geneva dan Wells yang direvisi digunakan untuk menentukan probabilitas klinis PE (rendah, sedang, atau tinggi).
  • **Pendekatan Diagnostik dan Manajemen Awal:**
  • Untuk pasien dengan hemodinamik stabil yang diduga menderita PE, antikoagulasi dengan LMWH parental atau fondaparinux dimulai berdasarkan stratifikasi risiko. Pengujian D-dimer berguna untuk menyingkirkan PE pada kasus dengan probabilitas rendah hingga menengah. Angiografi paru CT (CTPA) merupakan standar emas untuk mengonfirmasi PE.
  • **Strategi Perawatan:**
  • Penanganannya meliputi penanganan masalah yang mendasari dan menentukan pendekatan trombolitik, antikoagulasi, atau pembedahan untuk PE. Terapi trombolitik diberikan secara intravena dan hanya direkomendasikan untuk pasien yang mengalami kerusakan akibat hemoragik. Trombolisis yang diarahkan melalui kateter dapat ditawarkan jika fasilitas tersedia.
  • **Komplikasi dan Penatalaksanaan Pasca Trombolisis:**
  • Komplikasi terapi trombolitik meliputi pendarahan intraserebral. Jika terjadi pendarahan setelah trombolisis, tindakan suportif seperti menghentikan antikoagulasi dan membalikkan efeknya sangat penting. Filter IVC dapat diindikasikan pada pasien dengan kontraindikasi terhadap antikoagulasi.
  • **Penanganan Jangka Panjang dan Potensi Komplikasi:**
  • Antikoagulasi biasanya direkomendasikan setidaknya selama tiga bulan setelah PE. Beberapa pasien mungkin mengalami hipertensi paru tromboemboli kronis (CTEPH) dan dapat ditangani dengan pengobatan atau tindakan bedah. Pemantauan terhadap DVT/PE berulang juga penting, yang memerlukan evaluasi berkelanjutan.

Komentar