1,39 CME

Manajemen Tuberkulosis

Pembicara: Dr. Deepak Muthreja

Alumni- Fakultas Kedokteran Universitas PD

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Penanganan tuberkulosis (TB) melibatkan pendekatan komprehensif, mulai dari diagnosis hingga pengobatan, yang ditujukan untuk mengendalikan dan menyembuhkan infeksi. Diagnosis dini sangat penting dan sering kali dilakukan menggunakan tes dahak, rontgen dada, dan tes molekuler seperti GeneXpert. Setelah didiagnosis, pasien TB biasanya diobati dengan regimen standar antibiotik lini pertama, seperti isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol, selama enam hingga sembilan bulan. TB yang resistan terhadap obat, khususnya TB yang resistan terhadap banyak obat (MDR-TB), memerlukan pengobatan yang lebih kompleks menggunakan obat lini kedua untuk jangka waktu yang lebih lama, sering kali hingga dua tahun. Kepatuhan terhadap regimen pengobatan sangat penting, karena pengobatan yang tidak tuntas dapat menyebabkan resistensi.

Ringkasan Mendengarkan

  • Beban global tuberkulosis (TB) tetap signifikan, dengan 1,3 juta kematian dan 10,6 juta orang jatuh sakit pada tahun 2022. TB menyerang semua negara dan kelompok usia, tetapi dapat disembuhkan dan dicegah. TB resisten obat (TB-MDR) menimbulkan krisis kesehatan masyarakat, hanya dengan dua dari lima individu yang mempengaruhi akses terhadap pengobatan.
  • Upaya global untuk memerangi TBC telah menyelamatkan sekitar 75 juta nyawa sejak tahun 2000. Pencapaian target global membutuhkan investasi tahunan sekitar $13 miliar untuk pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan perawatan.
  • Di India, diperkirakan terdapat 2,78 juta kasus TBC, dengan 20,55 juta kasus dilaporkan dan 8,4 juta dilaporkan dari sektor swasta. Persentase kasus dari sektor swasta adalah 32,9%, sedangkan perkiraan angka kematian mencapai 320.000.
  • TBC disebabkan oleh *Mycobacterium tuberkulosis*, terutama menyerang paru-paru tetapi berpotensi melibatkan bagian tubuh mana pun kecuali rambut dan kuku. TB paru adalah bentuk penyakit yang menular, menular dari orang ke orang. Gejala umum meliputi batuk yang berlangsung lebih dari dua minggu, demam, penurunan berat badan, dan keringat malam.
  • TB paru menangani 80-85% kasus, diikuti oleh TB ekstra-paru, dengan keterlibatan kelenjar getah bening yang paling umum. Infeksi terjadi melalui tetesan aerosol, menyebabkan infeksi primer dan berpotensi berkembang menjadi penyakit paru, keterlibatan kelenjar getah bening, atau penyebaran hematogen ke berbagai organ.
  • Pedoman terbaru mengklasifikasikan TB menjadi jenis obat sensitif dan resisten obat. Diagnosis TB obat sensitif melibatkan rontgen, mikroskopi dahak, dan tes molekuler cepat seperti CBNAAT dan Line Probe Assay (LPA).
  • Algoritma diagnostik meliputi pemeriksaan apusan. Jika pasien positif maka mereka menjalani CBNAAT. Jika CBNAAT positif untuk MTB itu berarti terdeteksi dan kemudian harus diuji resistensinya terhadap kompisin. Dahak pasien juga dapat dikeluarkan. Jika CBNAAT negatif untuk MTB itu berarti tidak terdeteksi dan alternatif diagnosis harus dicari.

Komentar