4,05 CME

Pilihan terapi untuk MRSA

Pembicara: Dokter Rishabh Kumar Mittal

Alumni-Fortis Escorts Heart Institute

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Infeksi Staphylococcus aureus yang resistan terhadap metisilin (MRSA) menghadirkan tantangan terapeutik yang signifikan karena resistensinya terhadap antibiotik yang umum digunakan. Pilihan pengobatan yang efektif meliputi penggunaan antibiotik seperti vankomisin, daptomisin, dan linezolid, yang secara khusus ditujukan terhadap strain yang resistan. Dalam kasus infeksi yang parah, seperti infeksi aliran darah atau pneumonia, agen yang lebih baru seperti ceftaroline dan telavancin dapat digunakan. Terapi kombinasi dengan rifampin atau pengobatan tambahan lainnya juga dapat meningkatkan efektivitas. Intervensi bedah, seperti drainase abses atau debridemen jaringan yang terinfeksi, sering kali diperlukan bersamaan dengan terapi antibiotik untuk memastikan pemulihan penuh.

Ringkasan

  • MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) merupakan organisme yang umum di negara-negara Barat, sementara prevalensinya lebih rendah di India dan Asia Tenggara. Meskipun demikian, obat-obatan yang digunakan untuk penanggulangan MRSA empiris sering kali digunakan secara berlebihan di tempat perawatan intensif. Memahami penggunaan berbagai pilihan terapi yang tepat sangat penting bagi dokter.
  • Studi kasus yang melibatkan pasien diabetes dan hipertensi dengan luka yang tidak kunjung sembuh dan gejala infeksi disajikan, menyoroti pilihan antibiotik awal dan pertimbangan selanjutnya berdasarkan hasil lab. Pertanyaan utama meliputi kesesuaian terapi antibiotik awal, identifikasi organisme, dan modifikasi rejimen antibiotik berdasarkan hasil kultur.
  • Laporan kultur membedakan MRSA dengan mendeteksi resistensi terhadap cefoxitin. Jika organisme menunjukkan resistensi terhadap cefoxitin, maka organisme tersebut diklasifikasikan sebagai MRSA. Resistensi ini berkembang relatif cepat setelah diperkenalkannya Methicillin, dengan strain MRSA muncul dalam beberapa tahun, yang menyoroti kemampuan adaptasi organisme tersebut.
  • Memahami perbedaan struktur dinding sel antara bakteri gram negatif dan gram positif sangat penting untuk memahami mekanisme antibiotik dan mekanisme resistensi. Bakteri gram positif, seperti Staphylococcus aureus, memiliki lapisan peptidoglikan tebal yang berkontribusi terhadap resistensinya.
  • Methicillin adalah penisilin semisintetik yang dikembangkan untuk melawan bakteri yang resistan terhadap penisilin. Resistensi MRSA terhadap methicillin muncul dari transfer gen horizontal yang dimediasi oleh plasmid atau staphylococcal cassette kromosom mec (SCCmec). Transfer ini memungkinkan gen resistensi menyebar di antara bakteri, sehingga mempersulit strategi pengobatan.

Komentar