Rakhitis dan Kekurangan Vitamin D: Pencegahan dan Pengobatan

Pembicara: Dr. Rama Krishna Cheruvu

Alumni- Universitas Sikkim Manipal

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Rakhitis, yang utamanya disebabkan oleh kekurangan vitamin D, menyebabkan gangguan mineralisasi tulang pada anak-anak, yang mengakibatkan kelainan bentuk tulang, pertumbuhan yang terhambat, dan nyeri tulang. Pencegahannya meliputi paparan sinar matahari yang cukup, pola makan yang kaya vitamin D dan kalsium, serta suplementasi pada populasi yang berisiko seperti bayi yang mendapat ASI eksklusif atau mereka yang paparan sinar mataharinya terbatas. Penanganannya meliputi suplementasi vitamin D dan kalsium, perbaikan penyebab yang mendasarinya, dan pemantauan penanda biokimia dan kesehatan tulang. Pada kasus yang parah, terapi vitamin D dosis tinggi mungkin diperlukan. Diagnosis dan intervensi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan yang sehat pada anak-anak.

Ringkasan Mendengarkan

  • Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak, yang berfungsi lebih sebagai prohormon karena efeknya yang luas pada jaringan. Sumber alami termasuk ergokalsiferol (vitamin D2) dari tumbuhan dan kolekalsiferol (vitamin D3) dari hewan. Sinar matahari merupakan sumber utama, mengubah 7-dehydrocholesterol di kulit menjadi vitamin D3. Sumber lain termasuk ikan asin, hati, dan produk susu/sereal yang diperkaya.
  • Tubuh mengubah vitamin D menjadi dua bentuk: 25-hidroksi vitamin D (kalsidiol), bentuk penyimpanan, dan 1,25-dihidroksi vitamin D (kalsitriol), bentuk aktif secara biologis. Vitamin D sangat penting untuk perkembangan tulang dan gigi, fungsi otot, respon imun, dan pertumbuhan secara keseluruhan. Vitamin D memodulasi penyerapan kalsium dan fosfat, berpotensi mengganggu sensitivitas insulin, dan bertindak sebagai antioksidan.
  • Rakitis adalah penyakit tulang yang sedang tumbuh yang ditandai dengan mineralisasi tulang rawan dan tulang yang cacat. Penyebab umum adalah kekurangan vitamin D atau kalsium. Penyebab yang kurang umum termasuk hipofosfatemia dan kondisi ginjal. Etiologi meliputi kekurangan gizi, malabsorpsi, penyakit hati/ginjal, dan kondisi genetik.
  • Gejala klinis pada bayi termasuk kraniota dan keterlambatan perkembangan. Balita dapat menunjukkan rosario rakitis dan kaki bengkok. Anak yang lebih besar mungkin mengalami nyeri tulang, kelelahan, lutut bengkok, atau dada burung dara. Manifestasi ekstra-skeletal meliputi kelemahan otot dan perut buncit.
  • Diagnosis meliputi konfirmasi radiologis dengan sinar-X, yang menunjukkan penipisan dan kerusakan metafisis dan pelebaran lempeng pertumbuhan. Analisis biokimia meliputi kadar vitamin D, kalsium, fosfat, fosfatase alkali, dan hormon paratiroid. Sangat penting untuk membedakan antara rakitis kalsipienik dan fosfopenik.
  • Pengobatan meliputi suplementasi vitamin D dosis tinggi (2000-4000 IU/hari selama 6-12 minggu), diikuti dengan pemeliharaan (400-600 IU/hari), bersamaan dengan suplementasi kalsium. Rakitis ginjal membutuhkan kalsitriol. Pemantauan meliputi kadar fosfatase alkali dan pertambahan sinar-X. Pencegahan meliputi suplementasi vitamin D sejak lahir (400 IU/hari) dan paparan sinar matahari yang cukup (30-45 menit, 5 kali seminggu, dengan 40% luas permukaan tubuh yang terpapar).
  • Hipervitaminosis D ditunjukkan dengan muntah, poliuria, lesu, hipotonia, nyeri perut, makan buruk, dan mual. Temuan laboratorium meliputi peningkatan kalsium dan penekanan PTH. Penanganannya meliputi pemberian vitamin D, memastikan hidrasi yang cukup, dan, dalam beberapa kasus, menggunakan diuretik, steroid, atau bisfosfonat.

Komentar