POCUS dalam Kedokteran Darurat

Pembicara: Dr. Siddharta Reddy

Kepala Dokter Darurat, Rumah Sakit Sri Maruthi, Tirupathi

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Point-of-Care Ultrasound (POCUS) merupakan pengubah permainan dalam pengobatan darurat, yang memungkinkan diagnosis dan pengambilan keputusan yang cepat di tempat tidur. Alat ini membantu menilai trauma, fungsi jantung, kondisi paru-paru, dan keadaan darurat perut dengan pencitraan waktu nyata. POCUS meningkatkan akurasi dalam mendeteksi kondisi seperti pendarahan internal, pneumotoraks, dan syok, sehingga meningkatkan hasil akhir bagi pasien. Portabilitas dan kemudahan penggunaannya membuatnya sangat berharga dalam situasi kritis, sehingga mengurangi ketergantungan pada penundaan pencitraan tradisional. Dokter menggunakannya untuk prosedur terpandu seperti pemasangan kateter sentral, sehingga intervensi menjadi lebih aman dan efisien. Seiring kemajuan teknologi, POCUS terus merevolusi pengobatan darurat dan perawatan kritis.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini menekankan manfaat Ultrasonografi di Tempat Perawatan (POCUS) di Departemen Gawat Darurat (IGD), yang memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat melalui pencitraan ultrasonografi. POCUS dapat digunakan untuk menilai trauma, fungsi jantung, kondisi paru, masalah vaskular, kelainan perut, situasi kebidanan dan ginekologi (OBG), masalah muskuloskeletal, dan manajemen jalan napas.
  • POCUS membantu dalam syok yang tidak terdiferensiasi dengan cepat mengidentifikasi penyebab yang mendasarinya, dan juga dapat memandu prosedur seperti penempatan jalur sentral, perkardiosentesis, dan parasentesis dengan peningkatan keselamatan dan tingkat keberhasilan. Presentasi tersebut mencakup skenario kasus trauma untuk menggambarkan aplikasi POCUS dalam pengaturan IGD.
  • Anatomi ultrasonografi paru meliputi bronkus, bronkiolus, dan pleura parietal/viseral. Tanda-tanda kunci ultrasonografi meliputi geser paru (pergerakan pleura viseral) dan garis-A (artefak horizontal). Presentasi tersebut menguraikan tiga lokasi pemindaian utama: R1/L1 (anterosuperior), R2/L2 (lateral), dan R3/L3 (posteroinferior, juga dikenal sebagai PLAPS).
  • Temuan ultrasonografi paru normal meliputi tanda sayap kelelawar, paru geser, dan garis-A. Mode-M dapat digunakan untuk mengonfirmasi geser paru, menunjukkan "tanda pantai". Temuan abnormal seperti hilangnya slip paru menunjukkan pneumotoraks. Presentasi tersebut juga membahas tanda tirai, tanda tulang belakang, tanda ubur-ubur, tanda sinusoidal, dan tanda plankton dalam hubungannya dengan efusi pleura dan konsolidasi paru.
  • Garis-B (artefak vertikal) menunjukkan edema interstisial atau sindrom. Tanda serpihan dan hepatisasi paru dikaitkan dengan konsolidasi paru. Efusi pleura yang terlokalisasi harus dibedakan. Protokol LOOP memberikan pendekatan terstruktur untuk interpretasi ultrasonografi paru di IGD.
  • Pemeriksaan FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma) merupakan alat standar. E-FAST (Extracted FAST) memasukkan penilaian paru. Indikasi FAST meliputi pasien trauma yang tidak stabil, trauma perut/toraks, dan trauma penetrasi. Presentasi tersebut menyoroti tampilan untuk kuadran kanan atas, kuadran kiri atas, daerah subkostal, dan panggul.
  • Pedoman terbaru dari American College of Physicians (ACP) merekomendasikan POCUS dalam kasus ancaman diagnosis hingga dispnea. American Society of Echocardiography (ASE) menekankan protokol POCUS jantung yang terstandarisasi, dan menganjurkan penggunaan POCUS selama henti jantung. Tele-ultrasonografi dan peningkatan penggunaan oleh perawat juga merupakan tren yang muncul.

Komentar