Batu empedu adalah konkresi kristal yang terbentuk di dalam kantong empedu akibat penumpukan komponen empedu. Ukuran batu ini dapat bervariasi, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf dan sebagian besar terdiri dari kolesterol, bilirubin, atau campuran keduanya. Penyebab pasti pembentukan batu empedu belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor risikonya meliputi obesitas, penurunan berat badan yang cepat, pola makan tinggi lemak dan kolesterol, diabetes, dan kecenderungan genetik tertentu. Batu empedu dapat tetap asimtomatik, tetapi ketika menyumbat saluran empedu, batu tersebut dapat menyebabkan nyeri hebat yang dikenal sebagai kolik bilier, yang biasanya terasa di perut kanan atas. Komplikasi dari batu empedu meliputi kolesistitis (radang kantong empedu), pankreatitis (radang pankreas), dan kolangitis (infeksi saluran empedu). Diagnosis umumnya dicapai melalui pencitraan ultrasonografi, yang dapat mengungkapkan keberadaan batu, dan teknik pencitraan lainnya seperti pemindaian CT atau MRI. Pilihan pengobatan bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan gejala; Penanganannya berkisar dari penanganan konservatif dengan perubahan pola makan dan pengobatan hingga intervensi bedah, yang paling umum adalah kolesistektomi, yaitu pengangkatan kandung empedu melalui pembedahan. Penanganan nonbedah seperti litotripsi atau pil asam empedu untuk melarutkan batu empedu jarang dilakukan. Tindakan pencegahan meliputi menjaga berat badan yang sehat, pola makan seimbang, dan aktivitas fisik yang teratur. Batu empedu merupakan kondisi yang umum terjadi, terutama di kalangan wanita dan orang dewasa yang lebih tua, yang sering kali memerlukan perhatian medis untuk mengelola gejala dan mencegah komplikasi.
Direktur Pelaksana, Bedah Gastroenterologi, Rumah Sakit Sravani, Hyderabad
Komentar
Komentar
Anda harus login untuk meninggalkan komentar.