5.04 CME

Mengoptimalkan Nutrisi Enteral pada Unit Bayi Prematur

Pembicara: Dr. Sanjay Wazir

DM (Neonatologi), MD (Pediatri)

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Diskusi panel tentang "Mengoptimalkan Nutrisi Enteral di Unit Prematur" menyoroti pertumbuhan dan perkembangan pada bayi prematur. Hal ini melibatkan keseimbangan pemberian nutrisi penting seperti protein, lemak, dan vitamin secara hati-hati untuk memenuhi kebutuhan khusus bayi yang rentan ini. Pemberian makanan enteral secara dini dan bertahap dapat membantu mencegah komplikasi seperti necrotizing enterocolitis (NEC). Protokol pemberian makanan yang canggih, di samping pemantauan yang ketat, memastikan bahwa bayi prematur menerima nutrisi optimal yang dibutuhkan untuk perkembangan yang sehat. Pendekatan ini secara signifikan meningkatkan hasil jangka panjang dan mengurangi risiko kekurangan gizi.

Ringkasan Mendengarkan

  • Diskusi ini berfokus pada tantangan dalam memberikan nutrisi enteral optimal kepada bayi prematur, terutama yang berat badannya kurang dari 1000 gram. Penyedia layanan kesehatan menangani kesulitan yang berkaitan dengan ketidakmatangan gastrointestinal bayi, risiko nekrosis enterocolitis (NEC), dan intoleransi makanan. Terdapat variasi yang signifikan dalam praktik pemberian makan di berbagai unit neonatal, yang menyebabkan hasil yang tidak konsisten. Kekhawatiran orang tua dan kurangnya dukungan untuk produksi ASI ibu semakin meningkatkan proses tersebut.
  • Protokol nutrisi agresif bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan otak, dan mengurangi morbiditas seperti penyakit paru kronis dan retinopati prematuritas. Namun, protokol tersebut juga membawa risiko, termasuk peningkatan risiko NEC, ke elektrolit, dan intoleransi makanan. Menyeimbangkan manfaat dan risiko sangat penting untuk hasil yang optimal. Nutrisi parenteral seringkali diperlukan untuk bayi prematur yang sangat kecil, tetapi nutrisi enteral lebih disukai jika memungkinkan karena komplikasi yang lebih sedikit. Transisi dari nutrisi parenteral ke nutrisi enteral memerlukan pemantauan yang cermat dan ditingkatkan secara bertahap dalam pemberian makanan enteral.
  • Penanda untuk memantau efektivitas suplementasi protein meliputi peningkatan berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan kadar nitrogen urea darah. Pre-albumin juga merupakan penanda sensitif nutrisi protein. Hasil perkembangan neurologi jangka panjang menunjukkan kecukupan nutrisi secara keseluruhan.
  • Sindrom refeeding merupakan risiko pada bayi yang telah lama tidak mendapatkan nutrisi enteral. Sindrom ini dikaitkan dengan ketidakseimbangan elektrolit dan masalah insulin. Suplementasi kalsium dan fosfor sangat penting pada bayi prematur, tetapi rasio keduanya harus dijaga agar tidak terjadi gangguan dan osteopenia. Sumber mineral organik ini lebih disukai karena bioavailabilitas yang lebih baik dan pengurangan presipitasi.
  • Pilihan antara susu formula prematur dan ASI yang memperkaya penyerapan nutrisi, dengan ASI sebagai standar emas. Suplementasi kalsium fosfat dalam nutrisi parenteral memerlukan pemantauan kadar kalsium ionik yang cermat. Selama masa transisi menuju fortifikasi ASI, sangat penting untuk mencegah demineralisasi dengan menjaga asupan kalsium dan rasio kalsium terhadap fosfor.
  • Tenaga kesehatan harus mengkomunikasikan tanda-tanda bahaya nutrisi kepada keluarga saat pulang, termasuk pertumbuhan yang tidak memadai, kesulitan makan, lesu, berkurangnya produksi urin, dan keterlambatan perkembangan. Menyesuaikan kebutuhan nutrisi pada bayi prematur dengan perawatan yang tertunda memerlukan fokus pada penyediaan nutrisi yang direkomendasikan secara normal, mengatasi kekurangan protein, dan menyeimbangkan keseimbangan elektrolit dengan cermat.

Komentar