0,86 CME

Sindrom Metabolik dan Kesehatan Jantung

Pembicara: Dr. Rakhee Moreshwar Tirpude

Profesor, NKPSIMS, Nagpur

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Sindrom metabolik adalah sekumpulan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2. Kondisi ini meliputi tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, lemak tubuh berlebih di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang tidak normal. Jika faktor risiko ini muncul bersamaan, risiko timbulnya masalah kardiovaskular akan meningkat. Sindrom metabolik terkait erat dengan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh kesulitan menggunakan insulin secara efektif. Perubahan gaya hidup, seperti menerapkan pola makan sehat, olahraga teratur, dan manajemen berat badan, sangat penting dalam mengelola sindrom ini. Intervensi dini sangat penting untuk mencegah perkembangan penyakit jantung dan komplikasi lainnya.

Ringkasan Mendengarkan

  • Sindrom metabolik adalah kondisi kompleks yang melibatkan obesitas perut, tekanan darah tinggi (lebih dari 130/80 mm Hg), gangguan glukosa puasa, resistensi insulin, dan peningkatan kadar trigliserida. Diagnosis melibatkan setidaknya tiga gejala pada pasien, meskipun klasifikasinya bervariasi. Pengukuran klinis oleh organisasi seperti WHO dan International Diabetes Federation memberikan gejala inti untuk diagnosis.
  • Patofisiologi sindrom metabolik, yang menyebabkan penyakit kardiovaskular, berpusat pada resistensi insulin, yang sering disebabkan oleh adipositas viseral. Adipositas visual dan resistensi insulin terkait erat, menyebabkan hiperinsulinemia, penurunan kadar insulin dalam jangka panjang, dan peningkatan kadar asam lemak bebas. Proses ini berkontribusi pada peradangan kronis dan mengaktifkan jalur neuro-humoral, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan kardiovaskular.
  • Resistensi insulin mengurangi penyerapan dan pemanfaatan glukosa oleh jantung, berpotensi menyebabkan disfungsi jantung. Adipositas viseral mengganggu penghambatan lipolisis yang dimediasi insulin, meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam tubuh. Kondisi ini menghambat aktivasi protein kinase pada otot, selanjutnya meningkatkan gula darah, dan meningkatkan glukoneogenesis di hati, memperlambat keadaan diabetes.
  • Lemak visceral secara metabolik aktif dan mensintesis protein seperti penghambat aktivator plasminogen, yang mendorong keadaan protrombotik. Hal ini, dikombinasikan dengan reaksi inflamasi dan proliferasi otot polos, menyebabkan remodeling otot dan peningkatan aterosklerosis. Selain itu, faktor neuro-humoral seperti leptin berkontribusi pada sindrom ini dengan mempengaruhi homeostasis energi dan mengaktifkan sistem renin-angiotensin, menyebabkan kerusakan pembuluh darah melalui spesies oksigen reaktif.
  • Faktor risiko resistensi insulin meliputi predisposisi genetik, obesitas (terutama visceral), kurang aktivitas fisik, dan diet tinggi kandungan glikemik, lemak jenuh, dan makanan olahan. Obat-obatan tertentu seperti steroid, dan gangguan hormonal seperti sindrom Cushing dan hipotiroidisme, juga dapat menyebabkan resistensi insulin. Kesadaran akan faktor-faktor ini sangat penting untuk pengelolaan sindrom metabolik.
  • Penatalaksanaan melibatkan modifikasi faktor risiko yang dapat dikendalikan seperti meningkatkan aktivitas fisik (misalnya, jalan kaki 45 menit setiap hari), menerapkan diet kaya serat, sayuran, dan buah-buahan sambil membatasi makanan olahan, dan secara teratur menjaga kadar glukosa darah, tekanan darah, dan lipid. Intervensi medis, termasuk statin untuk mengontrol lipid, antihipertensi, dan metformin untuk resistensi insulin, juga penting.

Komentar