1,81 CME

Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih

Pembicara: Dr. Deepak Kumar

Dosen Madya, AIIMS, Jodhpur

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Penanganan Infeksi Saluran Kemih (ISK) melibatkan diagnosis tepat waktu, terapi antibiotik yang tepat, dan strategi pencegahan untuk menghindari kekambuhan. ISK paling sering disebabkan oleh Escherichia coli dan dapat memengaruhi kandung kemih (sistitis), uretra (uretritis), atau ginjal (pielonefritis). Penanganan biasanya mencakup pemberian antibiotik berdasarkan sensitivitas kultur, disertai peningkatan asupan cairan dan tindakan pereda gejala. Pada kasus yang berulang atau rumit, pemeriksaan lanjutan seperti pencitraan dan rujukan ke dokter spesialis mungkin diperlukan. Edukasi pasien tentang praktik kebersihan dan hidrasi berperan penting dalam pencegahan.

Ringkasan Mendengarkan

  • **Definisi dan Klasifikasi ISK:**
  • Presentasi dimulai dengan memperjelas definisi infeksi saluran kemih (ISK). Presentasi ini membandingkan definisi lama yang membedakan ISK menjadi tidak terkomplikasi (misalnya, sistitis pada wanita tidak hamil) versus terkomplikasi (misalnya, ISK pada pria, pielonefritis) dengan definisi baru dari Infectious Diseases Society of America (IDSA). Definisi IDSA saat ini mengklasifikasikan ISK berdasarkan adanya demam, pielonefritis, bakteremia, hubungan dengan kateter, dan prostatitis, tanpa memandang jenis kelamin. Bakteriuria asimtomatik, yang didefinisikan sebagai adanya bakteri tanpa gejala, ditekankan sebagai kondisi yang umumnya tidak memerlukan pengobatan, kecuali pada kehamilan atau sebelum prosedur urologi invasif.
  • **Pemilihan Antibiotik dan Resistensi:**
  • Presentasi menekankan pentingnya penatalaksanaan antibiotik yang tepat dalam pengobatan ISK. Antibiotik diklasifikasikan menjadi profilaksis, empiris, dan definitif. Antibiotik empiris dipilih sebelum hasil kultur tersedia dan antibiotik definitif dipilih berdasarkan kultur dan uji sensitivitas. Kompetensi inti untuk penatalaksanaan antimikroba mencakup pemahaman kebutuhan pasien, pilihan pengobatan, kolaborasi dengan profesional perawatan kesehatan, dan komunikasi yang jelas. Tujuan utamanya adalah pemberian antibiotik, dosis, durasi, dan rute pemberian yang tepat.
  • **Studi Kasus dan Pedoman Antibiotik:**
  • Presentasi menampilkan studi kasus seorang pria berusia 72 tahun dengan ISK terkomplikasi, demam, dan kondisi yang sudah ada sebelumnya. Diskusi menekankan penggunaan pendekatan bertahap untuk memilih antibiotik, dengan mempertimbangkan tingkat keparahan penyakit, sumber infeksi, dan pola resistensi antibiotik lokal. Anti-biogram, yang menunjukkan kerentanan data lokal, sangat penting untuk memilih antibiotik empiris yang efektif. Dalam contoh yang diberikan, Maropenum muncul sebagai pilihan awal yang paling sesuai karena tingkat kerentanan yang tinggi dalam antibiogram lokal. Pedoman ICMR juga memperkuat perlunya mempertimbangkan resistensi antibiotik lokal sebelum meresepkan antibiotik.
  • **De-eskalasi dan Interpretasi Antibiogram:**
  • Setelah hasil kultur tersedia, berbicara tentang de-eskalasi ke antibiotik spektrum sempit jika organisme sensitif tersebut. Dia memberikan cara sistematis untuk menginterpretasikan antibiogram, mengkategorikan organisme berdasarkan sensitivitas terhadap Ceftriaxone, Piperacillin-Tazobactam, dan Carbapenem. Laporan antibiogram yang memuat yang berisi obat-obatan yang tidak perlu dapat menyebabkan pilihan antibiotik yang tidak rasional. Antibiotik utama yang perlu terkonsentrasi dalam antibiogram ISK adalah Ceftriaxone, Piperacillin-Tazobactam, Meropenem, Nitrofurantoin, dan Fosfomycin.
  • **Firaun Penum dan Resistensi Antimikroba:**
  • Presentasinya sangat memperingatkan terhadap penggunaan Pharaoh Penum sebagai pengganti oral untuk Meropenem. Pharaoh Penum, yang awalnya dikembangkan untuk sinusitis dan pneumonia, dikaitkan dengan peningkatan resistensi Meropenem karena cincin penemnya. Beberapa temuan menunjukkan Firaun Penum meningkatkan kemungkinan resistensi Meropenem. Penggunaannya yang luas sebagai pengganti Meropenem tidak dianjurkan, terutama sebagai pengobatan empiris untuk ISK.
  • **Skenario ISK Spesifik dan Pilihan Pengobatan:**
  • Ringkasnya mencakup kasus-kasus yang membahas penatalaksanaan ISK tidak terkomplikasi dan terkomplikasi, bersama dengan kelompok pasien tertentu. ISK tidak terkomplikasi harus diobati dengan Nitrofurantoin atau Fosfomycin, karena kurang terpengaruh oleh resistensi beta-laktamase. Pada wanita hamil, Nitrofurantoin dapat digunakan dengan hati-hati pada trimester pertama, sedangkan Fosfomycin lebih disukai pada trimester berikutnya. Pengendalian sumber sangat penting dalam penerapan ISK, seringkali memerlukan intervensi urologi.
  • **Poin Penting:**
  • Poin-poin penting menutup ketegangan pentingnya menggunakan anti-biogram lokal untuk memilih pemilihan antibiotik empiris, memahami mekanisme resistensi, memastikan pengendalian sumber, dan melibatkan ahli urologi dalam kasus-kasus kompleks.

Komentar