0,46 CME

Penanganan Gigitan Ular

Pembicara: Dr. Vijaypal Reddy Maddireddy

Konsultan Senior Pengobatan Darurat Rumah Sakit Vamsi, Anantapur

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Penanganan gigitan ular merupakan proses penting yang bertujuan untuk meminimalkan potensi bahaya dari gigitan ular berbisa. Mengidentifikasi spesies ular, jika memungkinkan, dapat membantu menentukan jenis dan potensi toksisitas bisa ular. Keselamatan korban dan penyedia layanan kesehatan adalah yang terpenting. Dorong pasien untuk tetap tenang dan diam untuk memperlambat penyebaran bisa ular.

Melumpuhkan anggota tubuh yang digigit dengan belat atau perban dapat membantu mengurangi penyebaran racun. Tindakan ini harus dilakukan secara longgar untuk menghindari komplikasi lebih lanjut. Membersihkan luka gigitan dengan sabun dan air membantu mencegah infeksi. Namun, memotong luka atau menggunakan penyedot umumnya tidak disarankan. Lepaskan semua barang yang mengikat di dekat lokasi gigitan, seperti perhiasan atau pakaian ketat, yang dapat menghambat aliran darah. Menjaga anggota tubuh yang digigit pada atau sedikit di atas ketinggian jantung dapat mengurangi pembengkakan. Atasi gejala seperti nyeri, pembengkakan, dan syok dengan pengobatan dan tindakan yang tepat. Dalam kasus gigitan ular berbisa, antibisa dapat diberikan untuk melawan efek racun. Antibisa harus diberikan di fasilitas kesehatan di bawah pengawasan ketat.

Ringkasan Mendengarkan

  • Identifikasi dan Jenis Ular: Kuliah ini mengacu pada berbagai jenis ular, membedakan antara varietas berbisa dan tidak berbisa. Ular berbisa diklasifikasikan berdasarkan jenis racunnya: neurotoksik (mempengaruhi saraf), hematotosik (mempengaruhi darah), dan sitotoksik. Famili seperti Elapidae, Viperidae, dan Hydrophiidae disebutkan untuk ular berbisa, sedangkan Colubridae, Boidae, dan Pythonidae dibahas untuk ular tidak berbisa.
  • Racun Ular dan Efeknya: Racun ular mengandung enzim proteolitik, sifat pencernaan, dan zat seperti hyaluronidase dan fosfolipase A2, yang dapat merusak membran sel. Minum racun biasanya tidak berbahaya kecuali ada di saluran pencernaan, yang memungkinkan penyerapan langsung ke dalam aliran darah. Faktor-faktor seperti ukuran ular, berat badan, dan lokasi gigitan mempengaruhi tingkat keparahan efek racun.
  • Respons Awal terhadap Gigitan Ular: Reaksi awal terhadap gigitan ular meliputi syok, berkeringat, palpitasi, dan ketakutan. Tidak dijamin akan ada dua bekas tusukan. Beberapa penyisipan gigi juga dapat terjadi. Prinsip pertolongan pertama: Memberikan rasa tenang, imobilisasi, transportasi rumah sakit dengan segera, dan menyampaikan gejala kepada dokter adalah kuncinya.
  • Yang TIDAK Boleh Dilakukan Setelah Gigitan Ular: Tindakan yang HARUS DIHINDARI meliputi upaya menghisap racun, mencuci luka, menggunakan tourniquet, atau memotong lokasi gigitan. Ini dapat memperbaiki kondisi dengan meningkatkan nekrosis, emboli, atau menjamin perawatan medis yang tepat.
  • Gigitan Berbisa vs Tidak Berbisa: Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk kantuk, kesulitan bernapas, pembengkakan, nekrosis, diare, mual, kelemahan otot, dan masalah jantung. Gigitan ini juga dapat mengganggu kaskade koagulasi, menyebabkan masalah pendarahan. Gigitan tidak berbisa tidak memiliki efek sistemik yang sama.
  • Perawatan Anti-Racun Ular (ASV): Di India, ASV polivalen tunggal digunakan untuk melawan empat ular "besar". Ini diberikan berdasarkan gejala pasien dan laporan laboratorium, daripada identifikasi tertentu. Perawatan meliputi penanganan kondisi pasien, hasil laboratorium, dan keadaan emosional pasien. Tes pembekuan darah lengkap selama 20 menit digunakan untuk menyatukan efektivitas ASV.
  • Pemberian ASV dan Reaksi Potensial: ASV diberikan secara intravena, diencerkan dalam larutan garam isotonik atau glukosa. Reaksi alergi dapat terjadi dan harus dikelola dengan epinefrin, antihistamin, dan kortikosteroid. Dosis tetap konsisten, tetapi jumlah vial yang dibutuhkan bervariasi berdasarkan tingkat keparahan envenomasi.
  • Mengelola Komplikasi dan Perawatan Tambahan: Komplikasi gigitan ular dan perawatan ASV dapat mencakup syok, gagal ginjal, dan masalah jantung. Atropin dan neostigmin digunakan untuk gejala neuroparalitik. Kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan kadar oksigen darah rendah mungkin memerlukan suplementasi oksigen dan ventilasi mekanis. Komplikasi perdarahan mungkin memerlukan transfusi sel darah merah yang dikemas atau plasma beku segar.
  • Pencegahan dan Kesehatan Masyarakat: Gigitan ular lebih sering terjadi di daerah pedesaan dan selama musim hujan. Pasokan ASV yang lebih baik di rumah sakit pedesaan diperlukan. Protokol untuk pasien gigitan ular diperlukan di rumah sakit bersamaan dengan penelitian dan pusat perawatan gigitan ular. Penting untuk diingat bahwa ular biasanya menggigit untuk mempertahankan diri, dan hanya sebagian kecil ular yang berbisa.

Komentar