0,54 CME-nya

Belajar EKG Melalui Studi Kasus - Bagian 2​

Pembicara: Dr Mohammed Sadiq Azam

MD (Med), DNB (Cardio), Ahli Jantung Intervensi, Rumah Sakit KIMS

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Blok jantung derajat pertama melibatkan interval PR yang memanjang (>200 ms). Blok AV derajat kedua (tipe 1) juga dikenal sebagai blok AV Mobitz tipe 1 atau fenomena Wenckebach. Temuan EKG yang umum pada blok AV Mobitz tipe 1 meliputi perpanjangan interval PR secara progresif hingga akhirnya impuls atrium tidak dihantarkan dan kompleks QRS terputus.

Konduksi nodus AV berlanjut pada ketukan berikutnya dan rangkaian perpanjangan interval PR progresif serta hilangnya kompleks QRS terulang kembali.

Ringkasan Mendengarkan

  • Diskusi singkat pada diagnosis berbagai irama EKG, penekanan pentingnya pendekatan sistematis. Aspek kunci meliputi deteksi gelombang P, penilaian regularitas interval RR, dan penentuan lebar kompleks QRS. Diagnosis sinus takikardia yang benar memerlukan verifikasi rasio gelombang P terhadap kompleks QRS satu pita satu dengan interval PR konstan dan sumbu gelombang P normal.
  • Flutter atrium sering terdengari, ditandai dengan banyak gelombang P (gelombang flutter) dibandingkan dengan kompleks QRS, terutama terlihat pada sadapan V1. Pembedaan antara tipikal flutter dan atipikal melibatkan pemeriksaan lead 2, 3, dan AVF untuk pola gelombang P "gerigi". Fibrilasi atrium diidentifikasi oleh interval RR yang tidak teratur dan tidak adanya gelombang P yang terdefinisi.
  • Diagnosis takikardia ventrikel (VT) dikaji secara rinci. Disosiasi AV (gelombang P dan kompleks QRS yang independen) dan denyut tangkapan (QRS sempit sesekali di tengah kompleks yang lebar) ditetapkan sebagai indikator kunci VT. EKG dievaluasi untuk membedakan VT monomorfik dari VT polimorfik, genera VT monomorfik dengan re-entri terkait jaringan parut pasca-MI dan VT polimorfik dengan iskemia yang sedang berlangsung.
  • Takikardia kompleks sempit (SVT) diklasifikasikan menjadi AVNRT (takikardia re-entri nodus AV), AVRT (takikardia re-entri AV), dan takikardia atrium (AT). Perbedaannya melibatkan penilaian interval RP relatif terhadap interval RR. Interval RP pendek mendukung AVNRT, sedangkan interval RP panjang menunjukkan AVRT atau AT. Selain itu, respon adenosin dibahas sebagai petunjuk diagnostik, dengan takikardia atrium yang kurang mungkin berakhir dengan pemberian adenosin.
  • Sesi diakhiri dengan diskusi tentang blok AV, termasuk blok AV derajat pertama (interval PR memanjang), Mobitz tipe II (interval PR konsisten dengan QRS yang terjatuh), dan blok jantung lengkap (disosiasi AV dengan P dan QRS yang independen). Kecepatan sementara yang cepat ditekankan untuk presentasi blok jantung lengkap yang tidak stabil dengan irama escape QRS yang lebar. Terakhir, sesi mengulas mengungkap sindrom Wellen dan pentingnya mengidentifikasi jeda sinus sebagai indikator Sindrom Sinus Sakit.

Komentar