0,54 CME-nya

Belajar EKG Melalui Studi Kasus - Bagian 1

Pembicara: Dr. Muhammad Sadiq Azam

Alumni- Universitas John Hopkins

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Sepuluh elektroda diposisikan pada anggota tubuh pasien dan permukaan dada selama EKG standar dengan 12 sadapan. Kemudian, dengan menggunakan dua belas sudut (atau "sadapan") yang berbeda, besarnya potensi listrik jantung secara keseluruhan ditentukan dan direkam sepanjang waktu (biasanya sepuluh detik). Hal ini memungkinkan untuk menangkap jumlah dan arah depolarisasi listrik jantung secara keseluruhan pada setiap saat siklus jantung.

Ringkasan Mendengarkan

  • Sesi ini fokus pada interpretasi EKG, khususnya dalam konteks sindrom koroner akut dan berbagai aritmia. Penekanan diberikan pada identifikasi STEMI dengan mengenali elevasi segmen ST, memahami perubahan resiprokal, dan membedakan STEMI dari kondisi seperti hiperkalemia. Pentingnya membandingkan segmen ST dengan segmen TP untuk penilaian elevasi yang akurat.
  • Signifikansi perubahan resiprokal pada EKG dijelaskan menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika, menghubungkan arah arus dengan defleksi elektroda. Dampak iskemia pada repolarisasi dan manifestasinya dalam elevasi, depresi, atau inversi gelombang T segmen ST dibahas. Memahami propagasi gelombang membantu mengidentifikasi perubahan ST resiprokal dan IM posterior.
  • Diagnosis banding pasien nyeri dada yang menunjukkan kemungkinan infark miokard dibahas dengan analisis EKG interaktif. Mengidentifikasi pembuluh darah penyebab pada IM akut memerlukan analisis mendetail tentang pola elevasi ST, khususnya membandingkan elevasi AVR dan V1 untuk membedakan antara lesi LMCA dan LAD proksimal. Kasus IM posterior yang dijelaskan melalui prinsip pencerminan dan gelombang R tinggi di V1.
  • Sesi ini juga membahas interpretasi EKG tambahan, termasuk kompleks tegangan rendah yang menunjukkan efusi perikardial, dan identifikasi blok cabang berkas kanan (RBBB) pasca operasi tetralogi Fallot. Kriteria untuk mendiagnosis blok cabang berkas, yang membutuhkan durasi QRS lebih dari 120 milidetik, berulangi, menekankan pentingnya membedakan LBBB dari RBBB melalui analisis V1.
  • Interpretasi berbagai aritmia, termasuk flutter atrium, fibrilasi atrium, dan takikardia atrium multifokal (MAT), dijelaskan. Karakteristik takikardia atrium multifokal, khususnya dengan masalah paru-paru dibahas. Membedakan flutter atrium dari fibrilasi atrium berdasarkan adanya gelombang P yang terdefinisi dibahas.
  • Diagnosis sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) berdasarkan interval PR yang pendek dan adanya gelombang delta dapat dijelaskan. Hiperkalemia diidentifikasi melalui gelombang T yang tinggi dan runcing, dengan perkembangan menuju pelebaran QRS dan pola gelombang sinus. Takikardia ventrikel berbunyi dengan memperhatikan adanya disosiasi AV, denyut fusi, dan denyut nadi.

Komentar