1,06 CME

Disregulasi Insulin dan Dampaknya pada Kesehatan Metabolisme

Pembicara: Dr. Ashwani Garg

Konsultan Pemulihan Penyakit Kronis & Kesehatan Otak, Klinik Kedokteran Fungsional, Bengaluru

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Disregulasi insulin mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur gula darah, yang menyebabkan gangguan metabolisme seperti diabetes, obesitas, dan resistensi insulin. Produksi insulin berlebih (hiperinsulinemia) dapat menyebabkan penambahan berat badan, peradangan, dan ketidakseimbangan hormon. Di sisi lain, resistensi insulin memaksa pankreas bekerja berlebihan, sehingga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Pola makan yang buruk, stres, dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak berkontribusi terhadap disfungsi ini. Mengelola kadar insulin melalui nutrisi yang seimbang, olahraga teratur, dan pengurangan stres sangat penting untuk kesehatan metabolisme. Intervensi dini dapat mencegah komplikasi jangka panjang seperti penyakit kardiovaskular dan kerusakan organ.

Ringkasan Mendengarkan

  • Disregulasi insulin secara konvensional dipandang sebagai pendorong utama disfungsi metabolik, yang menyebabkan hiperinsulinemia, resistensi insulin, dan penyakit selanjutnya. Perspektif konvensional ini menunjukkan bahwa asupan karbohidrat berlebihan, stres, dan mengganggu endokrin menyebabkan peningkatan kadar insulin, penurunan regulasi reseptor, dan gangguan pemanfaatan gula, yang berujung pada akumulasi lemak, peradangan, dan disfungsi mitokondria.
  • Namun, presentasi ini menantang pandangan konvensional dengan menyatakan bahwa disfungsi metabolik, khususnya kesehatan mitokondria yang buruk, mendahului dan berkontribusi pada resistensi insulin. Ketika mitokondria mengalami penurunan kualitas, jumlah, dan ukuran, produksi energi seluler menjadi tidak efisien, menyebabkan penurunan pembakaran glukosa dan lemak, yang akhirnya mengakibatkan resistensi insulin dan peningkatan kadar insulin.
  • Mitokondria berperan penting dalam berbagai proses tubuh, termasuk regulasi metabolik, kontrol kematian sel, produksi energi, epigenetik, peradangan, sintesis hormon, dan penginderaan lingkungan. Disfungsi dalam proses ini dapat menyebabkan diabetes, penyakit kardiovaskular, masalah ginjal, neurodegenerasi, dan penuaan.
  • Deteksi dini disfungsi metabolik dapat dicapai dengan menilai fungsi mitokondria melalui tes asam organik, khususnya memadukan kadar laktat dan piruvat. Kadar insulin puasa juga dapat berfungsi sebagai indikator awal, dengan kadar optimal sekitar 5-6, sedangkan kadar yang meningkat dapat menunjukkan resistensi insulin.
  • Kerusakan mitokondria dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk nutrisi yang tidak cukup, kelebihan toksin, peradangan, stres oksidatif, kekurangan nutrisi, kurang olahraga, toksisitas cahaya biru, stres kronis, infeksi, dehidrasi, kurang tidur, medan elektromagnetik, dan penggunaan antibiotik yang berlebihan.
  • Strategi untuk meningkatkan kesehatan mitokondria meliputi optimasi biologis sirkadian, menutrisi tubuh dengan lemak, protein, mineral, dan vitamin yang cukup, menjaga hidrasi, meningkatkan kesehatan mikrobioma usus, dan mendetoksifikasi tubuh. Intervensi tambahan, seperti fotobiomodulasi, udara yang kekurangan deuterium, terapi ozon, eksosom, dan terapi peptida, dapat lebih meningkatkan fungsi mitokondria.

Komentar