1,5 CME

Literasi Kesehatan Digital: Kompetensi Klinis Baru

Pembicara: Prof. Supten Sarbadhikari

Kepala Petugas Informasi Medis, HlthTek, Kolkata

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Kompetensi Klinis Baru menekankan meningkatnya kebutuhan tenaga kesehatan profesional untuk menavigasi, mengevaluasi, dan memanfaatkan perangkat digital secara efektif dalam perawatan pasien. Seiring dengan semakin lazimnya telemedis, aplikasi kesehatan, dan sumber daya kesehatan daring, tenaga klinis harus memandu pasien melalui platform digital tepercaya dan menafsirkan data secara bertanggung jawab. Kompetensi ini bukan hanya tentang penggunaan teknologi—melainkan tentang memberdayakan pasien untuk membuat keputusan yang tepat di dunia yang mengutamakan digital. Meningkatkan literasi kesehatan digital juga menjembatani kesenjangan kesetaraan kesehatan dan mendukung pemberian layanan kesehatan yang lebih personal dan mudah diakses.

Ringkasan Mendengarkan

  • Literasi kesehatan digital sangat penting bagi para profesional kesehatan untuk menavigasi dan memanfaatkan alat digital secara efektif untuk perawatan pasien, termasuk telemedicine, aplikasi kesehatan seluler, dan sumber daya berani. Hal ini memberdayakan pasien untuk membuat keputusan yang tepat dalam dunia digital dan mengatasi kesenjangan pemerataan kesehatan.
  • Literasi data melibatkan kemampuan untuk mengumpulkan, mengelola, menyiarkan, dan menerapkan data secara kritis. Literasi data kesehatan adalah penerapan keterampilan ini dalam konteks perawatan kesehatan, yang penting dalam lingkungan yang semakin digital.
  • Perawatan kesehatan berkembang melalui tahapan, dengan Perawatan Kesehatan 4.0 tekanan perawatan yang cerdas dan terhubung, pengobatan yang dipersonalisasi, dan kecerdasan buatan. Organisasi Kesehatan Dunia telah mengakui pentingnya kesehatan digital dengan membentuk divisi yang fokus pada bidang ini dan menerbitkan strategi global.
  • Regulator medis mengakui pentingnya literasi data kesehatan, menugaskan lulusan kedokteran untuk mengumpulkan, menganalisis, mensintesis, dan mengomunikasikan data kesehatan. Komisi nasional sedang dibentuk untuk mendukung manajemen informasi kesehatan dan profesional informatika.
  • Sistem pendukung keputusan klinis (SPPK) membantu dalam berbagai bidang perawatan, termasuk perawatan preventif, diagnosis, perencanaan pengobatan, dan manajemen tindak lanjut. Mereka juga membantu administrasi rumah sakit, efisiensi penyedia layanan, dan meningkatkan kenyamanan pasien.
  • Pengobatan yang dipersonalisasi atau presisi menggunakan profil genetik individu untuk mengarahkan keputusan dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan. Kecerdasan buatan memainkan peran penting dalam mengembangkan produk medis, diagnostik, dan tindakan pencegahan.
  • Tantangan dan peluang yang ada dalam berinvestasi pada program literasi digital, memastikan aksesibilitas dan inklusivitas dalam alat digital, mengutamakan privasi dan keamanan data, serta menumbuhkan budaya inovasi dan kolaborasi digital.
  • Pedoman etika diperlukan untuk penerapan kecerdasan buatan dalam penelitian biomedis dan perawatan kesehatan, menekankan inovasi yang bertanggung jawab, keamanan, dan rasio manfaat-risiko yang menguntungkan.
  • Bias dalam model AI dapat menyebabkan kesalahan diagnosis, terutama pada kelompok minoritas, menyoroti pentingnya kecerdasan buatan yang dapat dijelaskan (XAI) untuk meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas.
  • Kolaborasi antara pakar perawatan kesehatan dan pakar digital sangat penting untuk hasil yang optimal, dan profesional kesehatan yang memanfaatkan kecerdasan buatan kemungkinan akan lebih sukses daripada yang tidak mereka lakukan.

Komentar