1,25 CME

Komplikasi Diabetes dalam 12 Pertanyaan

Pembicara: Dr. Pradeep Selvaraj

Konsultan Senior Ahli Diabetes, Rumah Sakit Multispesialis Chettinad, Chennai

Masuk untuk Memulai

Keterangan

"Komplikasi diabetes dalam 12 Pertanyaan" dirancang untuk mengatasi masalah umum yang terkait dengan efek jangka panjang diabetes, seperti neuropati, retinopati, dan masalah kardiovaskular. Melalui format Tanya Jawab, sesi ini bertujuan untuk mendidik peserta tentang pencegahan, deteksi dini, dan strategi penanganan komplikasi ini guna meningkatkan perawatan diabetes secara keseluruhan.

Ringkasan Mendengarkan

  • Diabetes berkontribusi pada penurunan fungsi ginjal melalui mekanisme yang merusak fungsi ginjal, yang menyebabkan proteinuria. Penanganannya mencakup pendekatan komprehensif, termasuk riwayat medis terperinci, penilaian kadar HbA1c, tes fungsi ginjal, dan pencitraan ginjal. Kontrol glukosa darah sangat penting. Obat-obatan seperti metformin harus disesuaikan berdasarkan kadar EGFR, dan terapi insulin mungkin diperlukan. ARB atau ACE inhibitor dapat ditambahkan untuk melindungi ginjal.
  • Batuk hebat dengan kesulitan bernapas dan dahak berwarna merah pada pasien diabetes meningkatkan ketahanan terhadap tuberkulosis. Penanganannya meliputi pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan kemungkinan antibiotik menunggu empiris sambil hasil tes. Jika dipastikan TB, pengobatan ATT dimulai, dengan pemantauan fungsi hati dan ginjal secara cermat. Insulin mungkin lebih disukai daripada agen hipoglikemik oral untuk mengelola gula selama pengobatan TBC.
  • Klaudikasio intermiten pada pasien diabetes menunjukkan penyakit arteri perifer (PAD). Penilaiannya meliputi pemeriksaan indeks pergelangan tangan kaki-brachial (ABI) dan palpasi denyut perifer. Pilihan pengobatan berkisar dari tindakan konservatif, seperti perawatan kaki dan berhenti merokok, hingga intervensi yang lebih agresif, seperti angioplasti atau operasi bypass. Obat-obatan seperti cilostazol, aspirin, dan statin dapat meningkatkan aliran darah dan mengurangi risiko kardiovaskular.
  • Nyeri terbakar di kaki menunjukkan neuropati diabetik. Penanganannya meliputi kontrol glikemik yang ketat, manajemen nyeri dengan obat-obatan seperti antidepresan trisiklik atau pregabalin, dan perawatan kaki yang tepat, termasuk alas kaki diabetes. Edukasi pasien tentang perawatan kaki dan pemantauan secara teratur sangat penting.
  • Distribusi mati rasa seperti sarung tangan menunjukkan neuropati campuran motorik dan sensorik, terutama pada serabut otot besar. Pengobatannya meliputi kontrol glikemik.
  • Komplikasi endokrin yang tidak biasa dari diabetes jangka panjang meliputi insulinoma (yang menyebabkan hipoglikemia), gangguan tiroid (seperti hipotiroidisme atau hipertiroidisme), dan ketidakseimbangan hormon seks. Komplikasi ini memerlukan pemeriksaan diagnostik khusus dan pengobatan yang tepat sasaran.
  • Ketoasidosis diabetik (DKA) ditandai dengan hiperglikemia, ketonemia, asidosis metabolik, dan dehidrasi. Penanganannya meliputi cairan IV, infus insulin, dan koreksi ke elektrolit. Pencegahan memerlukan edukasi kepada pasien tentang pemberian insulin, pemantauan glukosa darah dan keton, dan pengelolaan faktor pencetus seperti infeksi.
  • Infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien diabetes memerlukan diagnosis dan pengobatan yang cepat. Evaluasi melibatkan kultur urin dan pencitraan untuk mengidentifikasi penyebab yang mendasari, seperti kalkulus atau masalah prostat. Pemilihan antibiotik harus dipandu oleh hasil kultur dan sensitivitas. Inhibitor ACN-2 harus dipilih dengan hati-hati untuk pasien yang rentan terhadap ISK.
  • Disfungsi ereksi (DE) umum terjadi pada pria diabetes. Evaluasi meliputi penilaian faktor vaskular, hormonal, dan psikologis. Penanganannya meliputi modifikasi gaya hidup, obat-obatan seperti inhibitor PDE5, dan mengatasi komorbiditas yang mendasari seperti penyakit kardiovaskular.
  • Komplikasi diabetes kardiovaskular, termasuk iskemia diam dan kematian jantung mendadak, memerlukan pemeriksaan dan manajemen proaktif. EKG, tes stress, dan ekokardiografi dapat membantu mendeteksi penyakit jantung yang mendasarinya. Kontrol glikemik yang ketat, manajemen tekanan darah, dan kontrol lipid sangat penting. Neuropati otonom dapat menutupi gejala hipoglikemia dan iskemia jantung, sehingga diperlukan pemantauan yang cermat.
  • Resistensi antibiotik menimbulkan tantangan yang signifikan dalam mengobati infeksi pada pasien diabetes. Pengujian kultur dan sensitivitas harus mendorong pemilihan antibiotik. Menghindari penggunaan antibiotik yang tidak perlu dan mempromosikan strategi pencegahan infeksi sangatlah penting. Fungsi hati dan ginjal harus dipantau secara ketat dengan pengobatan antibiotik yang lebih agresif.
  • Kesimpulan utama untuk mengelola komplikasi diabetes meliputi deteksi dini melalui pengujian populasi, inisiasi pengobatan yang tepat waktu dan pengendalian glikemik yang ketat, dan mengatasi semua aspek kesehatan pasien secara terkoordinasi. Pendekatan proaktif yang fokus pada pencegahan dan perawatan komprehensif dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang.

Komentar