0,81 CME

Pencitraan perawatan kritis

Pembicara: Dr. Munish Chauhan

Konsultan Senior, Kedokteran Perawatan Kritis, Fortis Memorial Research Institute, Gurgaon

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Pencitraan perawatan kritis menggunakan teknik canggih seperti pemindaian CT, sinar-X, dan ultrasonografi untuk memberikan informasi diagnostik yang akurat. Pencitraan langsung membantu dalam evaluasi cepat kondisi kritis, memandu intervensi tepat waktu untuk hasil pasien yang lebih baik. Pencitraan serial membantu melacak perkembangan atau kemunduran penyakit kritis, membantu dalam penyesuaian pengobatan yang dinamis. Pencitraan perawatan kritis menawarkan cara non-invasif untuk memvisualisasikan organ dalam, pembuluh darah, dan kelainan secara real-time. Pencitraan berfungsi sebagai panduan untuk prosedur invasif, memastikan keakuratan dan meminimalkan risiko selama intervensi kritis. Dalam perawatan kritis, pencitraan sangat penting untuk menilai kondisi neurologis, termasuk cedera otak traumatis atau stroke. Pencitraan perawatan kritis membantu memetakan struktur vaskular, mengidentifikasi gumpalan, aneurisma, atau kelainan lain yang memengaruhi aliran darah. Integrasi berbagai modalitas pencitraan meningkatkan pemahaman menyeluruh tentang kondisi kritis yang kompleks. Kemajuan seperti pencitraan di samping tempat tidur memungkinkan pemantauan berkelanjutan, memfasilitasi penyesuaian waktu nyata dalam manajemen perawatan kritis.

Ringkasan Mendengarkan

  • Di ICU, foto rontgen, terutama dada, sering dilakukan. Memahami spesifikasi radiologi ICU sangat penting, membedakannya dari radiologi rawat jalan standar, terutama karena penggunaan umum pandangan AP yang dapat mendistorsi tampilan jantung. Menganalisis alat pemasangan, selang, dan potensi komplikasi yang terkait dengan alat-alat ini sangat penting, sekaligus dengan mengenali gangguan ICU yang umum terjadi.
  • Saat memancarkan foto rontgen, elemen-elemen seperti bayangan tulang dan jaringan lunak, udara, kepadatan, dan eksposur harus dipertimbangkan. Pandangan AP umum di ICU karena posisi pasien, tetapi tidak boleh digunakan untuk memuat ukuran jantung. Pandangan lateral kurang umum tetapi dapat membantu mengidentifikasi lobus paru-paru. Eksposur, rotasi, dan sentralisasi pasien merupakan faktor-faktor penting yang mempengaruhi interpretasi.
  • Penempatan alat adalah elemen kunci yang perlu dipertimbangkan. Tabung endotrakeal, tabung dada, tabung NG, kateter vena sentral, alat pacu jantung, balon IABP, dan kanula ECMO adalah hal yang umum, dan posisi yang benar harus berfungsi. Posisi yang salah dapat menyebabkan komplikasi seperti kolaps paru atau resirkulasi pada ECMO.
  • Membedakan antara patologi paru yang memerlukan pemahaman bahwa udara tampak hitam dan cairan atau infeksi tampak putih pada foto rontgen. Kondisi seperti pneumotoraks, efusi, konsolidasi, kolaps, fibrosis, massa, dan edema paru memiliki karakteristik radiografik yang berbeda. USG seringkali lebih sensitif untuk mendeteksi efusi yang lebih kecil.
  • Pemindaian CT memberikan informasi anatomi yang lebih detail dibandingkan dengan foto rontgen. Pemindaian CT kepala memiliki jendela otak dan jaringan lunak untuk mendeteksi darah, fraktur, dan kelainan lainnya. Angiografi CT dapat memvisualisasikan arteri serebral, membantu mendiagnosis stroke. Stroke iskemik tampak gelap, sedangkan stroke hemoragik tampak putih pada pemindaian CT.
  • Pemindaian CT dada menggunakan jendela jaringan lunak dan paru-paru untuk memancarkan parenkim dan mediastinum. Angiografi paru CT kontras berguna untuk mendeteksi emboli paru. Kondisi seperti konsolidasi, pneumonia, edema paru, dan kavitas dapat divisualisasikan pada CT dada.
  • Pemindaian CT abdomen dapat mengungkapkan kelainan seperti pankreatitis, abses hati, dan megacolon toksik. Pankreatitis ditandai dengan pembesaran pankreas, bayangan pankreas yang kabur, dan cairan di sekitarnya. Abses hati tampak sebagai rongga berisi cairan dengan dinding yang terdefinisi.

Komentar