3,74 CME

Pendekatan Klinis pada Anak dengan Dispnea

Pembicara: Dr. Baldev Prajapati

Konsultan Senior Dokter Anak, Rumah Sakit Anak Akanksha, Ahmedabad

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Dispnea pada anak-anak dapat disebabkan oleh berbagai kondisi yang mendasarinya, mulai dari infeksi pernapasan dan asma hingga kelainan jantung bawaan dan aspirasi benda asing. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh sangat penting, dengan fokus pada timbulnya, durasi, dan gejala terkait. Langkah diagnostik utama meliputi penilaian laju pernapasan anak, saturasi oksigen, dan temuan auskultasi, diikuti dengan pemeriksaan pencitraan atau laboratorium yang sesuai sebagaimana diperlukan untuk menentukan penyebabnya. Pengenalan dan intervensi dini sangat penting untuk mengelola kondisi yang berpotensi mengancam jiwa secara efektif.

Ringkasan Mendengarkan

  • Pemaparan ini fokus pada pendekatan klinis terhadap dispnea pada anak, tayangan pentingnya memahami fungsi paru (oksigenasi dan pengukuran) dan mengenali tanda-tanda peningkatan kerja pernapasan, seperti takipnea, retraksi (subkostal, interkostal, suprasternal), dan suara abnormal (stridor, wheezing, grunting). Gangguan pernapasan menandakan ketidaknyamanan selama upaya bernapas, sedangkan gagal napas menunjukkan kegagalan sistem dengan perubahan sensorium, sianosis, atau pernapasan yang tidak efektif.
  • Teknik yang tepat untuk menghitung frekuensi pernapasan ditekankan, menghitung selama satu menit penuh dengan mata sejajar dada, hanya menghitung gerakan dada dalam satu arah. Nilai ambang batas spesifik untuk takipnea diberikan untuk kelompok usia yang berbeda: lebih dari 60 pada anak di bawah 2 bulan, lebih dari 50 untuk 2-12 bulan, lebih dari 40 untuk 1-5 tahun, dan lebih dari 30 untuk usia di atasnya.
  • Berbagai jenis retraksi dada menunjukkan masalah yang berbeda, seperti subkostal untuk masalah diafragma, interkostal untuk penurunan kepatuhan parenkim, dan suprasternal untuk interaksi saluran napas bagian atas. Berbagai suara dijelaskan dalam hal asal anatomisnya: stridor (obstruksi saluran napas ekstra-toraks), wheezing (obstruksi saluran napas intra-toraks), dan grunting (masalah parenkim paru). Pola pernapasan abnormal juga dibahas, termasuk ekspirasi yang memanjang, pernapasan lambat (asidosis), pernapasan dangkal cepat (pleuritis), dan pernapasan apneustik (masalah SSP).
  • Presentasi ini berbagi studi kasus klinis yang menggambarkan berbagai diagnosis: penyakit membran hialin, takipnea sementara pada bayi baru lahir, hernia diafragmatika kongenital, pneumotoraks spontan, dan atresia koana bilateral. Pembeda utama meliputi riwayat, ada/tidaknya retraksi dan mendengus, dan temuan pada foto rontgen dada. Kewaspadaan bayi, status prematur, dan ibu penderita diabetes merupakan poin diagnostik yang berguna.
  • Studi kasus selanjutnya membahas laringotrakeobronkitis akut, difteri (menekankan pentingnya pemberian anti-toksin segera bahkan sebelum konfirmasi laboratorium), bronkiolitis, asma bronkial, aspirasi benda asing, dan cincin vaskular. Diagnosis banding meliputi lokasi suara, riwayat alergi keluarga, serangan mendadak, dan penggunaan foto rontgen dada untuk cincin vaskular dan paru-paru yang hiperinflasi untuk memastikan kualitasnya.
  • Kasus terakhir mengeksplorasi ALN dengan kegagalan jantung ventrikel kiri (menekankan pentingnya diagnosis dan pengobatan yang cepat dengan diuretik) dan asidosis organik (menunjukkan dengan letargi dan asidosis metabolik). Kuliah diakhiri dengan pendekatan tiga langkah dalam menangani kasus dispnea pada anak.

Komentar