1,81 CME

Alat Prediksi AI Klinis: Peluang, Hambatan, dan Jalan Menuju Adopsi

Pembicara: Dr. Nacer Mami

Jaringan Klinis Pimpinan Regional, Klinik MIT Jameel, Dubai

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Alat prediksi AI klinis menawarkan peluang signifikan untuk meningkatkan perawatan pasien dengan memberikan wawasan awal tentang potensi risiko kesehatan, meningkatkan akurasi diagnostik, dan memungkinkan rencana perawatan yang dipersonalisasi. Alat-alat ini dapat menganalisis kumpulan data besar, termasuk riwayat medis, informasi genetik, dan data pasien waktu nyata, untuk memprediksi hasil seperti perkembangan penyakit atau respons terhadap pengobatan. Namun, tantangan seperti masalah privasi data, kebutuhan akan kumpulan data berkualitas tinggi, dan integrasi dengan sistem perawatan kesehatan yang ada menimbulkan hambatan untuk adopsi yang meluas. Selain itu, rintangan regulasi dan memastikan kepercayaan dokter terhadap rekomendasi yang digerakkan oleh AI merupakan faktor penting untuk implementasi yang sukses. Mengatasi tantangan ini memerlukan kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan, pengembang AI, dan badan regulasi untuk memastikan alat-alat ini efektif dan aman.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini membahas peningkatan kompleksitas layanan kesehatan akibat penyakit kronis dan kelebihan data, menyoroti peran penting AI dan teknologi digital. AI dalam layanan kesehatan memanfaatkan sistem komputer untuk meniru fungsi kognitif manusia, menganalisis data klinis yang sangat besar untuk mengidentifikasi pola, membuat prediksi, dan mendukung pengambilan keputusan klinis, pada akhirnya meningkatkan, bukan menggantikan, tenaga medis. Onkologi dan kardiologi memimpin dalam penerapan AI, dengan alat AI yang disetujui FDA semakin banyak digunakan, didorong oleh pengobatan presisi dan perawatan preventif.
  • Alat prediksi AI menjembatani kesenjangan antara sistem yang transmisi dan perawatan yang personal, memungkinkan deteksi dini, alur kerja yang efisien, dan perawatan yang personal. Alat ini meningkatkan diagnosis dini dengan mengidentifikasi pasien berisiko tinggi sebelum gejala muncul, merancang perawatan yang pribadi, mengotomatiskan tugas di rumah sakit, mengurangi beban kognitif, dan menawarkan stratifikasi risiko secara real-time. Pembicara berbagi contoh kasus klinis spesifik di mana alat prediksi AI telah memberikan nilai tambah di beberapa bidang klinis seperti sepsis, kejadian kardiovaskular, onkologi, dan lama tinggal pasien di rumah sakit.
  • Presentasi memperkenalkan teknologi AI J Clinic, khususnya Mai (penilaian risiko kanker payudara) dan Cibil (penilaian risiko kanker paru-paru). Namun, yang dibor pada kumpulan data mammogram yang besar, memprediksi risiko kanker payudara dengan akurasi lebih tinggi daripada metode tradisional. Cibil, yang dibor dan diuji pada pemindaian CT dosis rendah, memprediksi risiko kanker paru-paru dengan potensi sorotan titik merah pada pencitraan. Alat kedua ini bertujuan untuk memungkinkan skrining yang personal dan proaktif.
  • Tantangan dalam penerapan AI meliputi ketidakpercayaan klinis, masalah kualitas data, integrasi ke dalam alur kerja klinis, kekhawatiran peraturan dan etika, serta validasi dan bukti klinis yang tidak memadai. Membangun kepercayaan memerlukan transparansi, keterlibatan tenaga medis, data yang beragam, integrasi yang mulus, pertimbangan etika, dan validasi klinis. Jaringan global mitra rumah sakit sangat penting untuk pengujian dan validasi model di berbagai populasi.
  • Peningkatan penerapan AI melibatkan pembangunan kepercayaan melalui kolaborasi, perjanjian berbagi data, dan alur penelitian yang terstruktur. Rumah sakit perlu melakukan penilaian kesiapan, mengungkapkan strategi keselarasan, infrastruktur data, keterlibatan tenaga medis, kesiapan etika, dan kapasitas evaluasi. Kesimpulan utamanya meliputi potensi AI untuk mengubah layanan kesehatan, pentingnya kepercayaan dan transparansi, kebutuhan validasi klinis di berbagai populasi, dan perlunya pengembangan AI yang kolaboratif, etis, dan berfokus pada pasien.

Komentar