1.11 CME

Gangguan Kurang Perhatian/Hiperaktivitas pada Anak

Pembicara: Dr. Shubham Roy

Direktur – Shining Stars Child Development Center, Ekstensi Selatan-1, New Delhi

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Gangguan Kurang Perhatian/Hiperaktivitas pada Anak (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang memerlukan diagnosis akurat dan pendekatan pengobatan yang efektif. Diagnosis melibatkan penilaian gejala yang komprehensif, termasuk kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif, berdasarkan kriteria diagnostik yang ditetapkan. Gejala harus muncul sebelum usia 12 tahun dan bertahan setidaknya selama enam bulan untuk memenuhi kriteria diagnostik. Evaluasi biasanya mencakup masukan dari orang tua, guru, dan pengasuh untuk menilai perilaku di berbagai lingkungan. ADHD dikategorikan menjadi sebagian besar kurang perhatian, sebagian besar hiperaktif-impulsif, atau gabungan, yang masing-masing memerlukan pengobatan khusus. Terapi perilaku, termasuk psikoedukasi, pelatihan orang tua, dan pendekatan kognitif-perilaku, dapat efektif dalam mengelola gejala. ADHD sering kali terjadi bersamaan dengan kondisi lain seperti kecemasan, depresi, atau kesulitan belajar, yang memerlukan perawatan komprehensif.

Ringkasan Mendengarkan

  • ADHD umum adalah gangguan perkembangan saraf yang, mempengaruhi sekitar 7,2% anak di seluruh dunia, dengan perkiraan menunjukkan angka yang lebih tinggi di beberapa wilayah. Gangguan ini ditandai dengan tiga gejala utama: kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif, yang berdampak pada anak-anak maupun orang dewasa. Predisposisi genetik memainkan peran penting, dengan orang tua yang memiliki ADHD memiliki peluang lebih besar untuk memiliki anak dengan kondisi yang sama.
  • Pencitraan otak mengungkapkan perbedaan struktural dan fungsional pada individu dengan ADHD, khususnya di korteks prefrontal, yang bertanggung jawab atas fungsi eksekutif seperti perhatian, organisasi, dan pengaturan diri. Gangguan ini diklasifikasikan menjadi tiga subtipe: dominan kurang perhatian, dominan hiperaktif-impulsif, dan kombinasi. Diagnosis bergantung pada kriteria DSM-5, yang memerlukan penilaian perilaku secara rinci di berbagai lingkungan.
  • Membedakan ADHD dari kondisi lain sangat penting, karena masalah penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan tidur, dan gangguan perkembangan lainnya dapat meniru gejala ADHD. Defisit fungsi eksekutif, termasuk kesulitan dengan perhatian, ingatan, perencanaan, dan pengendalian impuls, secara signifikan memberikan kontribusi pada tantangan yang dihadapi oleh individu dengan ADHD. Defisit ini dapat mengakibatkan prestasi akademik yang rendah, kesulitan interpersonal, dan harga diri yang rendah.
  • Penanganan ADHD meliputi pendekatan multimodal, termasuk psikopedagogi untuk keluarga dan anak, intervensi perilaku, pelatihan keterampilan sosial, dan intervensi farmakologis. Intervensi perilaku, berdasarkan prinsip-prinsip pengkondisian operan, fokus pada modifikasi lingkungan dan konsekuensi untuk mendorong perilaku yang diinginkan. Intervensi farmakologis meliputi obat stimulan seperti metilfenidat dan pilihan non-stimulan seperti atomoksetin.
  • Pilihan pengobatan disesuaikan dengan kebutuhan individu dan potensi efek samping, dengan pemantauan ketat terhadap tekanan darah, fungsi hati, dan kesehatan mental. Komorbiditas umum yang terkait dengan ADHD meliputi kecemasan, gangguan perilaku, gangguan penentang, dan kesulitan belajar. ADHD yang tidak diobati dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan, kesulitan akademik, masalah hubungan sebaya, dan peningkatan risiko peningkatan zat dan perilaku antisosial.
  • Intervensi yang efektif, yang dimulai sejak dini, dapat secara signifikan meningkatkan hasil bagi individu penderita ADHD. Meskipun hiperaktif dan impulsif dapat berkurang seiring bertambahnya usia, kurangnya perhatian dan defisit fungsi eksekutif seringkali hingga usia dewasa. Pendekatan multidisiplin, yang melibatkan dokter anak perkembangan, orang tua, guru, pendidik khusus, dan terapis, sangat penting untuk perawatan yang komprehensif.

Komentar