1.21 CME

Amoeba Pemakan Otak

Pembicara: Dr. Bhupesh Kumar Mansukhani

Direktur dan Pendiri NeuroMet Wellness Care, Gurugram, Haryana

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Istilah "amoeba pemakan otak" umumnya merujuk pada Naegleria fowleri, amoeba langka namun mematikan yang hidup bebas dan ditemukan di perairan tawar hangat seperti danau, sumber air panas, dan kolam renang yang kurang terawat. Infeksi terjadi ketika air yang terkontaminasi masuk ke hidung, memungkinkan amoeba berpindah ke otak dan menyebabkan kondisi parah yang disebut meningoensefalitis amuba primer (PAM). Gejala awal menyerupai meningitis dan meliputi sakit kepala, demam, mual, dan leher kaku, yang dengan cepat berkembang menjadi kejang, koma, dan seringkali kematian. Diagnosis sulit karena perkembangannya yang cepat dan kelangkaan penyakit ini, sehingga kecurigaan klinis dini dan intervensi menjadi sangat penting. Diskusi kasus ini berfokus pada pengenalan tanda-tanda awal, pemahaman risiko penularan, dan peninjauan protokol serta hasil pengobatan terkini.

Ringkasan Mendengarkan

  • Naegleria fowleri, sebuah "amoeba pemakan otak," adalah amuba yang hidup bebas dan ditemukan di air tawar yang hangat, menyebabkan primary amoebic meningoencephalitis (PAM), infeksi SSP yang parah. Kontak ini tidak menyebar melalui tinja atau antarmanusia, melainkan masuk melalui saraf penciuman melalui udara yang terkontaminasi. Meskipun jarang terjadi, PAM memiliki tingkat kematian yang tinggi, melebihi 95%. Sejak tahun 1962, kurang dari 500 kasus telah didokumentasikan secara global, kemungkinan besar karena sifatnya yang tidak menular. Wabah baru-baru ini, terutama di Kerala, India, menunjukkan peningkatan kasus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
  • Amoeba ini memiliki tiga tahap siklus hidup: kista, trofozoit, dan flagellata. Infeksi terjadi ketika trofozoit memasuki mukosa hidung selama aktivitas seperti berenang atau mengeringkan hidung. Trofozoit kemudian bermigrasi di sepanjang saraf penciuman ke otak, mengeluarkan enzim sitolitik untuk mencerna jaringan saraf. Hal ini menyebabkan nekrosis hemoragik dan edema serebral, dengan cepat berkembang menjadi meningoencephalitis, yang pada akhirnya mengakibatkan kematian dalam 5-7 hari setelah timbulnya gejala.
  • Pemaparan klinis seringkali mencakup gejala umum seperti sakit kepala frontal yang parah, demam, mual, leher kaku, dan muntah, yang berpotensi menyebabkan kesalahan diagnosis. Gejala stadium lanjut dapat bermanifestasi sebagai perubahan status mental, halusinasi, kejang, dan defisit neurologi, yang akhirnya berkembang menjadi koma dan kematian. Diagnosis di India terutama melibatkan MRI untuk menyingkirkan edema otak dan analisis CSF untuk mengidentifikasi penyebab infeksi.
  • Amerika Serikat telah melaporkan sejumlah besar kasus sejak tahun 1962, dengan tingkat kelangsungan hidup yang rendah. Pakistan juga telah menyaksikan sejumlah kasus besar yang disebabkan oleh sanitasi buruk dan perubahan iklim. Di Kerala, tingkat infeksinya masih relatif rendah, meskipun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Faktor risiko termasuk berenang, menyelam, olahraga air, dan pembilasan hidung di air tawar yang hangat selama bulan-bulan musim panas. Perubahan iklim dan sanitasi yang buruk memperkuat risiko ini.
  • Tindakan pencegahan meliputi menghindari paparan air tawar, menggunakan klip hidung selama aktivitas udara, dan menggunakan air rebus, suling, atau yang diklorinasi dengan benar untuk pembilasan hidung. Tindakan komunitas meliputi klorinasi rutin sumber udara masyarakat, pemantauan infrastruktur udara kota, dan kampanye kesehatan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran.
  • Pengobatan saat ini di India biasanya melibatkan amfoterisin B intravena dan intratekal. Terapi dan diagnostik yang sedang berkembang, seperti obat-obatan terkonjugasi nanopartikel dan profilaksis berbasis mRNA, sedang menjalani uji klinis tetapi belum disetujui untuk digunakan pada manusia. Meskipun jarang terjadi, PAM hampir selalu berakibat fatal, yang menggarisbawahi kesadaran dan kesadaran dini. Pencegahan adalah kuncinya, yang melibatkan menghindari paparan air tawar dan mengolah pasokan udara.

Komentar