1.16 CME

Pendekatan terhadap Gangguan Menstruasi

Pembicara: Dr. Megha Panwar

Konsultan Senior OBG, Rumah Sakit Bersalin, Gurugram

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Gangguan menstruasi mencakup berbagai kondisi yang memengaruhi keteraturan dan karakteristik siklus menstruasi, yang berdampak signifikan pada kualitas hidup wanita. Jenis-jenis yang umum termasuk amenore (tidak menstruasi), dismenore (menstruasi yang menyakitkan), menoragia (perdarahan berlebihan), oligomenore (menstruasi yang jarang), dan sindrom pramenstruasi (PMS). Gangguan ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, stres, kondisi medis yang mendasarinya, atau faktor gaya hidup. Gejalanya mungkin termasuk perdarahan tidak teratur atau berat, nyeri hebat, perubahan suasana hati, dan kelelahan. Diagnosis biasanya melibatkan riwayat medis yang menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan kemungkinan studi pencitraan atau tes darah. Pilihan pengobatan bervariasi berdasarkan gangguan spesifik dan dapat mencakup perubahan gaya hidup, terapi hormonal, pengobatan untuk menghilangkan rasa sakit, atau intervensi bedah. Diagnosis dini dan manajemen yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan keseluruhan dari mereka yang terkena dampak.

Ringkasan

  • Siklus menstruasi didefinisikan sebagai peristiwa siklus selama periode reproduksi wanita, biasanya dimulai sekitar usia 12-15 tahun (pubertas) dan berakhir sekitar usia 45-50 tahun (menopause). Siklus normal berlangsung sekitar 28 hari, tetapi dapat bervariasi dari 25 hingga 45 hari.
  • Hari pertama siklus menstruasi menandai dimulainya menstruasi, yang biasanya berlangsung selama 5-7 hari. Setelah itu, fase folikular terjadi (hari ke-11-21), di mana sel telur direkrut dan akhirnya dilepaskan selama ovulasi sekitar hari ke-14. Setelah ovulasi, jika kehamilan tidak terjadi, korpus luteum terbentuk, yang mengarah ke fase luteal (hari ke-12-16), di mana hormon mempersiapkan endometrium untuk kemungkinan pengelupasan.
  • Perubahan ovarium selama siklus menstruasi melibatkan perkembangan folikel dan fase luteal. Ovulasi, yang dipengaruhi oleh LH, melepaskan sel telur. Perubahan uterus melibatkan fase menstruasi, poliera, dan sekresi, yang memengaruhi endometrium. Serviks dan keputihan juga berubah dalam konsistensi dan jumlah sesuai dengan perubahan hormonal.
  • Siklus menstruasi diatur oleh sistem kompleks yang melibatkan hipotalamus, kelenjar pituitari anterior, dan ovarium. Hipotalamus melepaskan GnRH, yang merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan FSH dan LH, yang kemudian merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Kadar estrogen/progesteron yang tinggi atau rendah menciptakan siklus umpan balik negatif atau positif, yang memengaruhi sekresi GnRH, LH, dan FSH.
  • Gangguan menstruasi meliputi sindrom pramenstruasi (PMS), yang ditandai dengan gejala sebelum menstruasi akibat perubahan hormon. Kondisi spesifik meliputi amoria (tidak menstruasi), menoria (perdarahan berat), hypom manoria (perdarahan ringan), oligo manoria (menstruasi jarang), momia (perdarahan tidak teratur), dan dis manoria (menstruasi menyakitkan).
  • Perdarahan uterus disfungsional mencakup berbagai pola perdarahan abnormal, dan penyebab terpenting bagi wanita muda dapat berupa ketidakseimbangan hormon (seperti penyakit ovarium polikistik). Pilihan pengobatan meliputi perubahan pola makan dan gaya hidup, pengobatan (asam traneksamat, Ethan salate), kontrasepsi hormonal, analog GNRH, pemasangan Merina, dan penanganan bedah (homy).

Komentar