0,2 CME

Pendekatan terhadap Nodul Paru

Pembicara: Dr. Deepak Muthreja

Kepala Departemen Kedokteran Paru, AMERICAN ONCOLOGY INSTITUTE

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Pendekatan komprehensif terhadap penanganan nodul paru melibatkan computed tomography (HRCT) beresolusi tinggi untuk karakterisasi yang tepat, dibantu oleh sistem deteksi berbantuan komputer (CAD). Mematuhi pedoman Fleischner Society memandu pengambilan keputusan berdasarkan ukuran nodul, morfologi, dan riwayat pasien. Integrasi kecerdasan buatan meningkatkan analisis dan prediksi risiko. Kolaborasi multidisiplin antara ahli radiologi, ahli paru, dan ahli onkologi sangat penting. Pencitraan tindak lanjut yang teratur memastikan pemantauan yang efektif, memungkinkan intervensi tepat waktu dan hasil yang lebih baik dalam kasus nodul paru.

Ringkasan Mendengarkan

  • Pembicara membahas nodul paru, mendefinisikannya sebagai opasifikasi paru kurang dari 3 cm, sedangkan massa berukuran lebih besar. Presentasi fokus pada studi kasus seorang wanita berusia 78 tahun yang dirawat karena sesak nafas, batuk, dan perubahan sensorium, yang dipersulit oleh diabetes, hipertensi, penyakit pembuluh darah tiga cabang, dan CKD.
  • Diagnosis awal adalah kegagalan jantung, tetapi hipoksia persisten menyebabkan dilakukannya CT scan yang menunjukkan nodul paru dan atenuasi mosaik, yang menunjukkan hipertensi pulmonal. Pasien awalnya dikelola dengan NIV, kortikosteroid, diuretik, dan nebulizer, dan diberikan dengan oksigen rumah dan NIV.
  • Nodul tersebut berupa nodul padat berukuran 11 mm di lobus paru kanan atas dengan batas yang halus. Tim multidisiplin memutuskan untuk menstabilkan pasien sebelum memutar nodul lebih lanjut. Penilaian risiko menunjukkan probabilitas sedang (19%) keganasan, yang menyebabkan dilakukannya PET scan.
  • PET scan menunjukkan peningkatan penyerapan FDG yang intens di nodul, yang menunjukkan potensi keganasan. Skor Mayo menunjukkan probabilitas keganasan yang tinggi (65,8%). Keputusan diambil untuk melakukan biopsi paru cair karena risiko tinggi pasien untuk prosedur invasif.
  • Biopsi cair mengungkapkan mutasi K-ras positif, yang mengkonfirmasi keganasan. Dewan tumor merekomendasikan SBRT (radioterapi stereotaktik tubuh) dalam lima fraksi dengan tujuan kuratif. Pasien saat ini sedang menjalani radioterapi.
  • Pembicara pentingnya pemeriksaan darah tepi untuk pasien berisiko tinggi, perlunya evaluasi nodul yang komprehensif, dan penggunaan MDT (tim multidisiplin) untuk perencanaan pengobatan. Penyebab umum nodul paru meliputi kondisi jinak seperti tuberkulosis dan granuloma, dan tumor ganas, dengan PET scan membantu dalam diferensiasi. Penilaian keganasan risiko menggunakan alat seperti model Herder dan kalkulator Klinik Mayo, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti karakteristik nodul dan usia pasien.
  • Nodul paru dapat muncul sebagai opasitas ground-glass, sebagian padat, atau padat. Opasitas ground-glass mengacu pada opasitas samar pada pemindaian dada yang memungkinkan struktur di bagian bawah sebagian terlihat. Kesimpulan penting meliputi paparan tinggi terhadap nodul pada pasien lanjut usia, perlunya tindak lanjut yang konsisten, dan nilai pendekatan MDT.

Komentar