1,06 CME

Pendekatan terhadap Penyakit Tulang Belakang Degeneratif

Pembicara: Prof. Dr. Massimo Piracci

Konsultan Bedah Ortopedi, Kedokteran Olahraga dan Regeneratif di Rumah Sakit Ortopedi dan Tulang Belakang Medcare Dubai

Masuk untuk Memulai

Ringkasan Mendengarkan

  • Teknik pencitraan, dimulai dari rontgen sederhana, memainkan peran penting dalam menilai penyakit degeneratif tulang belakang. MRI, terutama ketika dilakukan dengan pasien berdiri atau duduk, memberikan wawasan berharga tentang kondisi tulang belakang di bawah beban. Hal ini memungkinkan evaluasi yang lebih akurat terhadap prolaps diskus dan masalah ligamen dibandingkan dengan MRI dalam posisi berbaring.
  • Tanda-tanda awal penyakit degeneratif tulang belakang seringkali bermanifestasi sebagai nyeri, meskipun lokasinya dapat bervariasi. Meskipun nyeri punggung adalah hal yang umum, nyeri kaki atau lutut juga dapat menunjukkan masalah tulang belakang, seperti stenosis atau masalah diskus. Pemeriksaan menyeluruh dan riwayat pasien sangat penting untuk diagnosis yang akurat.
  • Pengobatan konservatif seperti fisioterapi, pengobatan, dan olahraga adalah lini pertahanan pertama untuk sebagian besar pasien (sekitar 96%). Terapi ozon dan teknik pengobatan regeneratif juga dapat bermanfaat. Pembedahan mempertimbangkan ketika pendekatan konservatif gagal setelah 2-6 bulan atau dalam kasus defisit saraf seperti kehilangan sensitivitas atau fungsi motorik pada kaki.
  • Strategi manajemen nyeri yang efektif meliputi terapi ozon, yang bertindak sebagai relaksan otot dan pereda nyeri. Ablasi frekuensi radio dapat menargetkan nyeri yang berasal dari masalah pengiriman faset. Pengobatan regeneratif, seperti PRP dan terapi sel punca, menawarkan pilihan yang menjanjikan untuk nyeri kronis. Penyesuaian gaya hidup, dikombinasikan dengan fisioterapi, sangat penting untuk manajemen nyeri jangka panjang.
  • Komorbiditas, seperti osteoporosis dan obesitas, secara signifikan mempengaruhi perkembangan penyakit degeneratif tulang belakang. Osteoporosis meluas ke tulang, meningkatkan nyeri dan kerapuhan. Obesitas sering menyebabkan sindrom metabolik dan diabetes, yang semakin membantu kehilangan tulang dan nyeri. Penilaian komprehensif terhadap faktor-faktor ini, termasuk tes darah dan pemindaian kepadatan tulang, sangat penting untuk pengobatan yang disesuaikan.
  • Prosedur minimal invasif umumnya lebih disukai daripada pembedahan terbuka untuk meminimalkan komplikasi seperti fibrosis pascaoperasi dan kerusakan saraf. Namun, perawatan kadang-kadang diperlukan untuk mencegah kerusakan saraf yang ireversibel dan penurunan saraf. Manfaat dan risiko dari setiap pendekatan harus dipertimbangkan dengan cermat untuk setiap pasien.
  • Intervensi dini dan pencegahan sangat penting untuk mengelola penyakit degeneratif tulang belakang. Ini termasuk deteksi dini, modifikasi gaya hidup (manajemen berat badan dan aktivitas), dan rencana terapi yang ditargetkan. Pengobatan dini dapat secara signifikan memperlambat atau menghentikan perkembangan penyakit, meningkatkan hasil jangka panjang.

Komentar