1.3 CME

Pendekatan Bypass Kardiopulmoner

Pembicara: Dr. Md. Abir Tazim Chowdhury

Spesialis Senior, Bedah Kardiotoraks dan Vaskular, Rumah Sakit Evercare, Bangladesh

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Pendekatan bypass kardiopulmoner (CPB) melibatkan pengambilalihan sementara fungsi jantung dan paru-paru selama operasi jantung terbuka, yang memungkinkan jantung tetap diam saat prosedur vital dilakukan. Mesin CPB mengedarkan darah dan mengoksigenasinya, mempertahankan sirkulasi sistemik dan pengiriman oksigen ke jaringan. Manajemen CPB yang tepat memerlukan pemantauan hemodinamik, kadar gas darah, dan status koagulasi yang cermat untuk meminimalkan komplikasi. Tantangan utama meliputi pengelolaan respons inflamasi, pencegahan disfungsi organ, dan memastikan penyapihan yang tepat dari mesin bypass setelah operasi selesai. Kemajuan dalam teknologi dan teknik CPB terus meningkatkan hasil pasien, dengan fokus pada pengurangan risiko seperti stroke, pendarahan, dan cedera ginjal.

Ringkasan

  • Bypass kardiopulmoner (CPB) merupakan komponen penting dari bedah jantung modern, yang berfungsi sebagai jantung dan paru buatan untuk menjaga sirkulasi dan oksigenasi saat jantung perlu dihentikan sementara. Alat ini memungkinkan bidang bedah tanpa darah yang terkontrol untuk prosedur seperti bypass koroner, penggantian katup, dan perbaikan jantung bawaan. Konsep ini muncul sejak awal abad ke-20, dengan Dr. John Gibbons mengembangkan mesin jantung-paru pertama yang berhasil pada tahun 1953.
  • Komponen utama CPB meliputi reservoir vena, oksigenator, pompa, kanula arteri, penukar panas, dan sistem kardioplegia. Reservoir vena mengumpulkan darah dari tubuh, oksigenator melakukan pertukaran gas, dan pompa mendorong darah kembali ke dalam sirkulasi. Kanula arteri mengembalikan darah beroksigen ke tubuh, dan penukar panas mengatur suhu tubuh.
  • Mekanisme sirkuit CPB meliputi pengaliran darah vena ke reservoir, pemompaan melalui oksigenator, pengaturan suhu, dan pengembalian darah beroksigen ke tubuh. Larutan kardioplegia menginduksi henti jantung untuk intervensi bedah yang tepat. Memahami CPB memerlukan pengetahuan tentang anatomi, fisiologi, dinamika fluida, dan perubahan biokimia.
  • Pemberian cairan yang sesuai pada sirkuit CPB sangat penting untuk kelancaran aliran darah dan stabilitas hemodinamik. Cairan elektrolit yang seimbang, cairan koloid, manitol, dan heparin biasanya digunakan. Kanulasi arteri memastikan aliran darah yang baik, dengan lokasi yang umum termasuk aorta asendens, arteri femoralis, dan arteri aksila/subklavia. Drainase vena bergantung pada gravitasi atau mekanisme yang dibantu vakum untuk mengembalikan darah ke sirkuit CPB, menggunakan berbagai jenis kanula.
  • Sirkuit CPB mencakup pompa yang menggerakkan sirkulasi darah, dengan pompa rol dan pompa sentrifugal menjadi dua jenis utama. Oksigenator menggantikan fungsi paru-paru selama CPB, memastikan oksigenasi dan pembuangan karbon dioksida yang tepat. Penukar panas mengatur suhu selama CPB, mencegah hipotermia atau hipertermia ekstrem.
  • Laju aliran optimal selama CPB dihitung berdasarkan luas permukaan tubuh pasien. Banting mencegah distensi ventrikel selama CPB, sementara filter sangat penting untuk mencegah kejadian emboli, peradangan, dan kelebihan cairan. Perangkat keselamatan, seperti detektor gelembung, filter saluran arteri, dan monitor tekanan, memastikan keselamatan pasien selama CPB.
  • CPB secara signifikan mengubah fisiologi normal, yang menyebabkan hemodilusi, respons inflamasi sistemik, koagulopati, dan hipotermia. Komplikasi meliputi masalah neurologis, aritmia jantung, komplikasi paru, cedera ginjal, dan kelainan hematologi. Pemantauan parameter secara terus-menerus sangat penting untuk memastikan stabilitas pasien dan perfusi optimal selama CPB.
  • Penyebab umum hipotensi selama CPB meliputi laju aliran rendah, pemasangan saluran arteri yang longgar, dan resistensi vaskular sistemik yang rendah. Hipertensi dapat disebabkan oleh laju aliran pompa yang tinggi, kanulasi arteri brakiosefalika selektif, dan peningkatan resistensi vaskular sistemik. Emboli serebral selama CPB dapat menyebabkan stroke dan penurunan kognitif, yang berasal dari udara, partikel, atau gumpalan.
  • Inovasi dalam teknologi CPB terus berkembang, yang bertujuan untuk operasi jantung yang lebih aman dan lebih efektif. Kemajuan tersebut meliputi sirkuit miniatur, pelapis biokompatibel, oksigenator dan pompa yang lebih baik, perfusi yang diarahkan pada tujuan, dan integrasi ke dalam operasi invasif minimal.

Komentar

1
Baca Komentar