2,51 CME

Pendekatan terhadap Pasien dengan Status Mental yang Berubah

Pembicara: Dr. Priyanka Mahale

Konsultan Kedokteran Gawat Darurat, Rumah Sakit Paras, Kanpur

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Evaluasi pasien dengan status mental yang berubah dimulai dengan riwayat yang terperinci. Karena pasien mungkin tidak dapat memberikan riwayat, maka diperlukan informasi tambahan dari keluarga, teman, atau tim medis utama. Langkah pertama adalah memastikan waktu perubahan status mental dan keadaan yang menyertainya, seperti penggunaan obat-obatan atau trauma. Perubahan akut dalam kondisi mental merupakan keadaan darurat medis yang memerlukan evaluasi sistematis dan segera. Jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi ("ABC") harus dievaluasi bersamaan dengan serangkaian tanda vital lengkap dan glukosa darah tusuk jari yang diperbarui. Takikardia dapat mengindikasikan infeksi sistemik, emboli paru, atau fibrilasi atrium dengan laju ventrikel yang tinggi.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini membahas pendekatan terhadap pasien dengan status mental yang berubah di ruang gawat darurat, dengan pentingnya membedakan antara delirium, demensia, dan psikosis. Delirium ditandai dengan timbulnya akut, perhatian yang fluktuatif, dan penyebab organik yang mendasarinya, sedangkan demensia adalah gangguan neurodegeneratif yang lambat dan progresif. Psikosis melibatkan hilangnya kontak dengan kenyataan, sering disertai dengan halusinasi auditorik.
  • Tujuan utama dalam ruang gawat darurat adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang mengancam jiwa. Ini termasuk menilai jalan napas, pernapasan, sirkulasi, disabilitas, dan paparan (pendekatan ABCDE). Penyebab yang dapat dikoreksi dengan cepat, seperti hipoglikemia dan hipoksia, harus segera ditangani.
  • Pengambilan riwayat perawat yang dapat diandalkan sangat penting, dengan fokus pada status dasar mental pasien, pengobatan, dan penggunaan zat. Pemeriksaan fisik meliputi penilaian terhadap trauma, tanda-tanda meningeal, masalah jantung, infeksi sistemik, gangguan hati, dan defisit neurologis. Metode CAM dapat digunakan untuk menilai delirium dengan cepat.
  • Penanganannya meliputi penyediaan lingkungan yang aman dan tenang, dan penggunaan penahanan (fisik atau kimia) jika diperlukan. Penahanan kimia, seperti benzodiazepin (lorazepam) atau antipsikotik (haloperidol), dapat digunakan untuk mengendalikan perilaku dengan aman untuk perawatan. Laboratorium investigasi dipandu oleh presentasi pasien dan penyebab yang mungkin.
  • Komplikasi dari status mental yang berubah meliputi pneumonia aspirasi, ulkus dekubitus, trombosis vena dalam, malnutrisi, dan gangguan kognitif. Pengobatan status mental yang berubah bergantung pada penyebab mendasarnya, seperti sepsis, stroke, atau meningitis. Perawatan dini dan agresif meningkatkan hasil pasien.

Komentar