2.22 CME

Amenore: Tantangan Diagnostik dan Pilihan Pengobatan

Pembicara: Dr. Yash Bahuguna

Konsultan Ginekolog, Rumah Sakit Indraprastha Apollo, New Delhi

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Amenore, yaitu tidak adanya menstruasi, dapat menjadi kondisi yang sulit didiagnosis dan ditangani karena beragam penyebab yang mendasarinya. Kondisi ini diklasifikasikan menjadi amenore primer, yaitu ketika menstruasi belum dimulai pada usia 15 tahun, dan amenore sekunder, yaitu berhentinya menstruasi pada wanita yang sebelumnya memiliki siklus menstruasi teratur. Diagnosis amenore memerlukan evaluasi menyeluruh, termasuk riwayat medis terperinci, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium yang tepat untuk menyingkirkan kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), disfungsi tiroid, hiperprolaktinemia, atau kelainan struktural pada sistem reproduksi.

Ringkasan Mendengarkan

  • Amenorea didefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi. Amenorea primer adalah tidak adanya menstruasi pada usia 15 tahun atau setelah tiga tahun sejak munculnya perkembangan tunas payudara. Amenorea sekunder menggambarkan tidak adanya menstruasi selama lebih dari tiga bulan pada seseorang dengan siklus teratur atau enam bulan pada mereka dengan siklus tidak teratur. Patofisiologi menstruasi kompleks, melibatkan hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan saluran keluar, serta hormon lain seperti tiroid, prolaktin, dan kortisol.
  • Tantangan diagnostik meliputi banyak potensi penyebab, mulai dari masalah hipotalamus akibat stres atau aktivitas atletik hingga penyebab struktural yang melibatkan rahim atau vagina, gangguan endokrin, dan kelainan genetik atau kromosom. Gejalanya bisa tidak spesifik, seperti perubahan berat badan, hirsutisme, atau jerawat, atau bahkan hanya laporan terlambatnya menstruasi. Mula dan perkembangan amenorea juga dapat bervariasi, membuat diagnosis menjadi lebih kompleks.
  • Penyelidikan dapat berkisar dari panel dasar hormonal hingga studi pencitraan seperti USG dan MRI, dan bahkan pengujian genetik, yang mahal dan tidak terjangkau. Kondisi komorbiditas, serta faktor gaya hidup dan konstitusional, semakin meningkatkan proses diagnostik. Riwayat yang detail, termasuk riwayat menstruasi, faktor gaya hidup, penggunaan obat-obatan, dan perkembangan seksual, sangat penting.
  • Pemeriksaan fisik harus mencakup tinggi badan, berat badan, BMI, karakteristik seksual sekunder, pemeriksaan tiroid, dan tanda-tanda sindrom Turner atau kelebihan androgen. Pemeriksaan perut dan panggul dapat mengungkapkan massa atau kelainan struktural. Pemeriksaan laboratorium harus mencakup tes urine kehamilan, kadar FSH dan LH, tes fungsi tiroid, kadar prolaktin, dan potensi DHEA, serum estrogen, dan kadar kortisol.
  • Pilihan pengobatan meliputi pelepasan progesteron atau estrogen-progesteron untuk menginduksi menstruasi. Terapi penggantian hormon juga digunakan, terutama untuk keterlambatan konstitusional atau gangguan perkembangan seksual, atau pada insufisiensi ovarium prematur untuk mencegah komplikasi tulang dan meningkatkan parameter lipid. Penyesuaian gaya hidup dan manajemen bedah juga mungkin diperlukan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Komentar