0,51 CME

Kemajuan dalam Pengobatan Artritis Reumatoid

Pembicara: Dokter Vishant Sharma

Kedokteran Darurat di Rumah Sakit Max Super Specialty Gurugram

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan signifikan telah dicapai dalam pengobatan artritis reumatoid (RA), penyakit autoimun kronis yang terutama menyerang sendi. Kemajuan ini telah merevolusi penanganan RA, memberikan harapan baru dan hasil yang lebih baik bagi pasien. Obat-obatan biologis telah muncul sebagai pengubah permainan dalam pengobatan RA. Obat-obatan ini secara khusus menargetkan molekul dan jalur yang terlibat dalam respons imun, seperti faktor nekrosis tumor (TNF), interleukin-6 (IL-6), dan enzim Janus kinase (JAK). Obat-obatan biologis telah menunjukkan kemanjuran yang luar biasa dalam mengurangi peradangan, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan fungsi sendi secara keseluruhan. Konsep pengobatan yang dipersonalisasi telah menjadi hal yang menonjol dalam pengobatan RA. Pengujian genetik dan analisis biomarker membantu mengidentifikasi karakteristik dan mekanisme penyakit tertentu pada masing-masing pasien. Informasi ini memungkinkan dokter untuk menyesuaikan strategi pengobatan, memilih pengobatan dan dosis yang paling tepat untuk setiap orang, yang mengarah pada hasil yang lebih baik. Dalam kasus di mana kerusakan sendi parah dan tidak responsif terhadap terapi medis, intervensi bedah juga telah mengalami kemajuan. Operasi penggantian sendi, seperti penggantian total pinggul atau lutut, telah menjadi semakin canggih dan tahan lama, menghilangkan rasa sakit dan memulihkan mobilitas bagi individu dengan RA tingkat lanjut.

Ringkasan Mendengarkan

  • Arthritis rheumatoid (RA) adalah penyakit autoimun dan inflamasi yang terutama menyerang sendi, tendon, dan tulang, berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan. Penyakit ini dapat menyerang individu dari segala usia, dengan prevalensi lebih tinggi pada wanita (rasio wanita-pria 3:1). Pasien umumnya mengalami kekakuan sendi di pagi hari yang berlangsung lebih dari satu jam, yang membaik dengan aktivitas fisik, terutama mempengaruhi sendi kecil di tangan dan kaki.
  • Manifestasi klinis RA dikategorikan sebagai artikular (berkaitan dengan sendi) dan ekstra-artikular (memengaruhi bagian tubuh lainnya). Gejala artikular meliputi nyeri, pembengkakan, dan keterbatasan gerak sendi, terutama pada sendi MCP dan PIP tangan serta sendi MTP kaki. Manifestasi ekstra-artikular meliputi gejala konstitusional, nodul rheumatoid, kelainan hematologi (seperti anemia), dan potensi keterlibatan berbagai sistem, termasuk sistem pernapasan dan kardiovaskular.
  • Sindrom Felty, komplikasi RA, ditandai dengan splenomegali, arthritis rheumatoid nodular kronis, dan neutropenia, terutama mempengaruhi kulit dan sistem pernapasan. Keterlibatan tulang belakang servikal merupakan perhatian, terutama pada sendi atlanto-aksial, karena ketidakstabilan dapat menekan sumsum tulang belakang. Deformitas umum yang terlihat pada RA meliputi deformitas boutonniere dan leher angsa pada tangan.
  • Diagnosis mencakup pertimbangan presentasi klinis dan investigasi laboratorium. Tingkat RF dan anti-CCP yang meningkat menunjukkan adanya penyakit, dengan anti-CCP lebih spesifik dan prognostik. Fase akut reaktif seperti ESR dan CRP sering meningkat, bersamaan dengan trombositosis dan leukositosis. Perubahan radiografi meliputi osteopenia, penyempitan ruang sendi simetris yang seragam, dan erosi marginal subkondral.
  • Penatalaksanaan RA fokus pada meredakan nyeri, mencegah kerusakan/disabilitas, dan pengobatan dini yang individual. Modalitasnya meliputi NSAID (seperti celecoxib atau etoricoxib) untuk mengontrol gejala, kortikosteroid untuk suar dan terapi jembatan, dan obat antirematik modifikasi penyakit (DMARDs) untuk mengubah perjalanan penyakit.
  • DMARDs yang umum digunakan meliputi metotreksat, hidroksiklorokuin, sulfasalazin, dan leflunomide. Pilihan yang kurang umum meliputi emas, siklosporin A, dan D-penisilamin. Pemantauan rutin pasien yang menggunakan DMARDs sangat penting untuk menilai efikasi dan toksisitas, dengan tes rutin seperti CBC, LFT, dan kadar RF. DMARDs harus dimulai sejak dini pada pasien dengan penyakit aktif, seringkali sejak hari pertama.

Komentar