1,52 CME

Diabetes dan Penyakit Ginjal: Lebih dari sekadar Proteinuria

Pembicara: Dr. Amitabh Kulkarni

Kepala Departemen Nefrologi, Rumah Sakit Spesialis NMC, Dubai

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Diabetes merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronis (CKD), dan meskipun proteinuria merupakan penanda umum, hubungan antara diabetes dan disfungsi ginjal lebih dari sekadar indikator ini. Nefropati diabetik melibatkan patofisiologi yang kompleks, termasuk hiperfiltrasi glomerulus, disfungsi endotel, dan fibrosis tubulointerstitial, yang berkontribusi terhadap kerusakan ginjal. Penyakit ginjal diabetik tahap awal dapat muncul dengan tanda-tanda halus seperti tekanan darah tinggi atau perubahan laju filtrasi glomerulus (GFR), sehingga proteinuria menjadi penanda yang tidak memadai untuk deteksi dini. Manajemen glukosa darah, tekanan darah, dan kadar lipid yang efektif sangat penting dalam memperlambat perkembangan penyakit ginjal pada pasien diabetes.

Ringkasan

  • Diabetes melitus adalah penyakit metabolik heterogen secara genetik yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi dan disregulasi metabolisme karbohidrat, protein, dan lipid. Diagnosis melibatkan kadar A1C ≥ 6,5%, glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL, glukosa plasma glukosa 2 jam ≥ 200 mg/dL selama uji toleransi glukosa oral, atau glukosa plasma acak ≥ 200 mg/dL pada individu dengan gejala klasik.
  • Penyakit ginjal diabetik (DKD) adalah penyakit ginjal yang khusus untuk diabetes dan didiagnosis berdasarkan estimasi laju filtrasi glomerulus (eGFR) dan albuminuria. Sangat penting untuk membedakan DKD dari nefropati diabetik, penyakit yang lebih spesifik yang berhubungan langsung dengan diabetes.
  • Patogenesis DKD melibatkan ketidakstabilan hemodinamik, faktor metabolik, peradangan, dan fibrosis. Faktor-faktor ini menyebabkan kerusakan tubulointerstitial, glomerulosklerosis, dan ekspansi mesangial, yang pada akhirnya mengakibatkan fibrosis ginjal dan perkembangan CKD. Proteinuria merupakan penanda utama, dengan proteinuria glomerular yang sebagian besar ditandai oleh albuminuria.
  • Tindakan pencegahan untuk diabetes dan DKD meliputi pengendalian tekanan darah dan kadar gula, menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan membatasi penggunaan obat pereda nyeri. Pengendalian tekanan darah, menjaga hidrasi yang cukup, dan pemantauan rutin sangat penting.
  • Penatalaksanaan DKD meliputi penyesuaian pola makan, pengobatan seperti inhibitor SGLT2 dan agonis reseptor GLP-1, dialisis untuk kasus lanjut, dan transplantasi ginjal. Kepatuhan terhadap pedoman dari ADA dan KDIGO sangat penting, yang menekankan perawatan komprehensif berbasis tim.
  • Arah masa depan meliputi eksplorasi faktor genetik, pendekatan pengobatan regeneratif, dan potensi AI dalam mendiagnosis, mengelola, dan mencegah DKD. Rujukan dini ke dokter spesialis nefrologi sangat penting bagi pasien dengan proteinuria, hipertensi yang sulit dikendalikan, temuan klinis yang tidak biasa, atau perkembangan yang cepat.

Komentar