0,25 CME

Trauma – Presentasi Kasus

Pembicara: Dr. Nitin Jagasia

Kepala UGD di Rumah Sakit Apollo, Navi Mumbai

Masuk untuk Memulai

Keterangan

Trauma merujuk pada cedera serius atau guncangan yang dialami tubuh akibat kecelakaan, jatuh, kekerasan, atau kejadian berbahaya lainnya. Trauma dapat menyebabkan kerusakan fisik pada berbagai bagian tubuh, seperti tulang, organ, dan jaringan, dan juga dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan psikologis seseorang. Dalam lingkungan medis, perawatan trauma melibatkan penilaian, stabilisasi, dan penanganan cedera yang cepat dan cermat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan mempercepat penyembuhan. Hal ini sering kali memerlukan upaya terkoordinasi di antara para profesional medis, termasuk petugas tanggap darurat, dokter, perawat, dan ahli bedah, yang bekerja sama untuk memberikan perawatan yang tepat waktu dan efektif kepada individu yang telah mengalami trauma.

Ringkasan Mendengarkan

  • Presentasi ini membahas kedokteran gawat darurat dengan fokus pada manajemen trauma, tekanan pentingnya asesmen dan perawatan pasien menggunakan pendekatan ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure). Manajemen awal harus memprioritaskan penanganan masalah yang mengancam jiwa tanpa perlu mengidentifikasi semua cedera spesifik terlebih dahulu. Protokol Advanced Trauma Life Support (ATLS) disampaikan, tekanan menggerakkan gerakan tulang belakang bersamaan dengan manajemen jalan napas.
  • Manajemen sirkulasi dalam trauma melibatkan kontrol pendarahan. Pembicara memperkenalkan konsep "triase rongga" (satu di lantai dan empat lagi - dada, tulang panjang, perut, dan panggul) untuk mengidentifikasi potensi kehilangan sumber darah yang signifikan. Protokol transfusi masif, yang melibatkan pemberian produk darah secara sistematis, dibahas, bersamaan dengan pentingnya pemberian asam tranexamik (TXA) dini. Perhatian juga diberikan untuk menghindari hipotermia, koagulopati, asidosis, dan hipokalemia.
  • Manajemen trauma pediatrik melibatkan prinsip ABCDE yang sama tetapi dengan pertimbangan perbedaan anatomi dan fisiologi. Anak-anak memiliki lidah yang relatif lebih besar, rahang yang lebih kecil, dan kerangka yang lebih fleksibel, yang mempengaruhi manajemen jalan napas dan pola cedera. Perbedaan fisiologis, seperti volume darah yang lebih rendah dan kecenderungan penurunan kondisi yang tiba-tiba, juga mempengaruhi pendekatan pengobatan. Hipotermia merupakan risiko yang lebih besar pada anak-anak, dan paparan radiasi selama pencitraan harus diminimalkan.
  • Penggunaan pendekatan ABCDE tidak hanya terbatas pada pasien trauma, tetapi juga dapat digunakan untuk pasien kolaps medis. Intervensi Anda akan berubah, tetapi prinsip-prinsip dasarnya akan tetap sama. Terakhir, untuk pasien trauma hamil, kebutuhan untuk miring ke sisi kiri, kekhawatiran jalan napas, cadangan fisiologis yang berkurang, dan asesmen janin yang diterimai.

Komentar